AC Milan mengalami kerugian finansial selama periode pertama tahun 2017.
AC Milan baru saja diambil alih oleh konsorsium asal China yang dipimpin Li Yonghong pada April tahun ini dan ada banyak hal yang perlu diperbaiki baik itu soal urusan di dalam maupun luar lapangan.
Banyak yang berharap setelah pengambilalihan tersebut kondisi Milan bisa membaik.
Namun dilansir BolaSport.com dari Reuters, Milan justru mengalami kerugian sebesar 32,6 Juta euro atau setara Rp 502 miliar dalam laporan keuangan klub yang diumumkan pada 30 Juni 2017.
Kerugian 32,6 juta Euro ini lebih kecil dibanding periode pertama tahun 2016 di mana mereka merugi 72 juta euro.
Kerugian ini utamanya diakibatkan turunnya pendapatan klub.
Meski juga ada penurunan biaya operasional, namun hal tersebut tidak terlalu banyak membantu Milan untuk menyokong keuangannya.
(Baca Juga : Jawaban Mourinho soal Pergantian 3 Eksekutor Penalti MU dalam 1 Menit )
Kondisi ini diperparah dengan adanya pinjaman cukup besar untuk biaya transfer mereka di musim panas lalu yang cukup jor-joran.
Saat ini mereka terhitung masih berhutang sekitar 126,5 juta euro.
Pelunasan hutang menjadi fokus utama saat ini dan pihak klub telah mendiskusikannya dengan beberapa lembaga keuangan yang akan membantu proses tersebut.
Bulan-bulan ke depan akan menjadi hal yang sibuk untuk Milan untuk membenahi keuangan mereka agar tidak terkena sanksi Financial Fair Play dari UEFA.
Financial Fair Play adalah peraturan yang mengontrol agar klub tidak membelanjakan dana yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka.
Sebagai investor, Li Yonghong menargetkan keuangan Milan akan mencapai kestabilan pada tahun 2022.
Saat ini performa Milan sendiri tidak terlalu baik.
Di bawah asuhan Vincenzo Montella, Leonardo Bonucci dkk hanya menempati peringkat ke-8 Liga Italia meski mereka telah membeli 11 pemain baru di bursa transfer musim panas lalu.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Reuters.com |
Komentar