Kala ganti melawat ke Santiago Bernabeu, anak asuh Ventura menyerah 0-3.
Media dan analis sepak bola Italia sepakat menyebut kekalahan di Bernabeu dipicu oleh keengganan Ventura menerapkan strategi yang lebih pragmatis.
(Baca juga: 4 Nama Ini Dicap Tampil Buruk di Liverpool, Kini Bereuni di Timnas Spanyol)
Di laga pertama versus Spanyol yang berakhir imbang 1-1, Ventura masih memakai 3-5-2 warisan Antonio Conte. Sang pelatih berusia 69 tahun itu lantas beralih ke pakem favoritnya, 4-2-4, ketika bertandang ke Spanyol.
Hasilnya fatal karena Italia kalah telak. Kuartet bek Gli Azzurri dibuat bingung oleh Spanyol, yang memainkan David Silva sebagai penyerang nomor sembilan palsu.
Andrea Barzagli sering terpancing keluar posisi karena mengikuti Silva, yang rajin menjemput bola ke lini tengah. Kecenderungan itu membukakan ruang lebar bagi para gelandang Spanyol.
"Saya selalu dikritik untuk apa pun yang saya lakukan. Ketika memakai 3-5-2, mereka menyerang saya karena tak memainkan Lorenzo Insigne," kata Ventura menyikapi pemilihan taktik.
Ketika menantang Spanyol di Bernabeu, Ventura memainkan Insigne sebagai starter. Ia mentas di pos penyerang sayap kiri.
Kendati demikian, hujan kritik tetap mengguyur Ventura sebab ia dinilai tak mampu memaksimalkan Insigne.
Pemain-pemain Italia cenderung lebih suka membangun serangan dari sisi kanan lewat Matteo Darmian atau Antonio Candreva.
(Baca juga: Real Madrid Siap Incar 5 Bintang Premier League Januari Mendatang, 3 dari Manchester United)
Padahal, beberapa kali sektor kanan pertahanan Spanyol sangat terbuka. Sebuah kondisi yang sangat ideal untuk dieksploitasi Italia via kecepatan Insigne.
Bukti bahwa skema 4-2-4 garapan Ventura di Italia memang masih jauh dari sempurna.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar