Pelatih Manchester City, Josep "Pep" Guardiola, dituding menebarkan filosofi yang merusak kelangsungan generasi pemain bertahan Italia.
Hal tersebut diungkapkan bek timnas Italia dan Juventus, Giorgio Chiellini.
Pep Guardiola dianggap menggerus karakter bek yang agresif dengan memunculkan konsep bahwa setiap pemain di lapangan harus bisa mengontrol bola dan terlibat dalam kreasi permainan.
Konsep itu berlaku buat para pemain bertahan yang pada awalnya dituntut lebih lugas secara fisik.
"Guardiola telah merusak sebuah generasi bek. Kini mereka semua harus turut maju membantu serangan," kata Chiellini.
(Baca Juga: Generasi Baru Belanda, Pemain Buangan Manchester United Ini Bisa Gantikan Arjen Robben?)
Defender senior berusia 33 tahun itu menilai konsep Pep tidak cocok dengan gaya tradisional Italia.
"Bek-bek modern itu bukan tipe defender Italia yang mengintimidasi lawan. Kami melupakan tradisi kami," ujarnya kepada Corriere dello Sport, dikutip BolaSport.com.
Dalam filosofi tiki-taka ala Pep Guardiola, penguasaan bola dan daya fantasi setiap pemain memang berada pada titik tertinggi ketimbang postur besar dan kekuatan fisik.
Chiellini yang punya karakter agresif khas bek konservatif Italia toh tak putus berharap akan kemunculan defender-defender tangguh dari negara asalnya.
"Tidak benar bahwa Italia tak punya bek menjanjikan. Lihat Daniele Rugani, Mattia Caldara, atau Alessio Romagnoli yang berasal dari generasi kelahiran 1994," ucap Chiellini.
Menurut sang senior, trio pemain muda tersebut punya potensi besar, tetapi perlu mengembangkan diri di level internasional.
"Kenyataannya, saat masih seumuran mereka, saya punya pengalaman lebih sedikit. Mereka akan sukses pada masa depan," katanya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | marca.com, corrieredellosport.it |
Komentar