Massimo Moratti mengklaim bahwa ada perbedaan di antara proses peralihan saham Inter Milan dan AC Milan.
Hal itu dikatakan Moratti merespons pergantian pemilik AC Milan pada musim panas 2017.
Setelah proses panjang, bahkan sejak 2016, Silvio Berlusconi akhirnya melepas seluruh saham AC Milan kepada pengusaha asal China, Li Yonghong.
“Benar-benar tidak ada kesamaan antara penjualan saham saya kepada Erick Thohir dan penjualan saham AC Milan. Keduanya memiliki karakter yang berbeda," ujar Moratti.
(Baca Juga: Rapor Luis Milla dalam 17 Laga, Tahan atau Depak?)
Menurut Moratti, aspek pembeda di antaranya transparansi dan durasi.
Ketika melepas 70 persen saham Inter Milan kepada Erick Thohir, Moratti melakukannya dalam kurun singkat, tak kurang dari enam bulan.
Transparansi yang dikatakan Moratti juga terpapar dalam rilis yang diterima BolaSport.com dari perwakilan Thohir.
Sebelum akuisisi dilakukan, Thohir sudah mengajukan rencana bisnis lima tahun, di antaranya:
- Membangun tim yang kompetitif namun tetap menghargai Financial Fair Play dengan target lolos Kualifikasi Liga Champion dalam lima tahun.
- Membangun manajemen profesional, yang terdiri dari orang-orang terbaik di bidangnya, baik dari dalam maupun luar Italia.
- Membangun revenue dari luar Italia karena Inter merupakan salah satu klub Eropa dengan kekuatan global brand terbesar, di mana lebih dari 190 juta penggemar Inter di Asia, fan base terbesar berasal dari Cina dan Indonesia.
- Meningkatkan infrastruktur klub, berupa perbaikan pusat pelatihan tim, baik untuk tim inti maupun Primavera serta kemungkinannya mengambil alih San Siro dan merenovasi kandang Inter tersebut.
- Mencari rekan bisnis potensial yang bisa meningkatkan kinerja klub.
Poin kelima diwujudkan Thohir dengan membuka pintu terhadap kucuran dana dari China pada 2016.
Suning Holding Group mengakuisisi 70 persen saham, termasuk milik Massimo Moratti, sehingga Erick Thohir menyisakan 30 persen.
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar