Kiper nomor satu Juventus, Gianluigi Buffon, membuat pengakuan mengejutkan yang terjadi selama kariernya.
Gianluigi Buffon telah lebih dari satu dekade bermain di Juventus, sejak pindah dari Parma pada 2001.
Hampir seluruh gelar juara level klub telah ia rasakan, kecuali gelar Liga Champions.
Tim yang dibela Buffon bukannya tak mampu melaju hingga ke partai puncak kompetisi antarklub Eropa.
Buktinya, selama berseragam Juventus, Buffon telah tiga kali mencicipi atmosfer final Liga Champions.
Nahas bagi kiper 40 tahun itu, dia tak sekali pun keluar sebagai pemenang dalam ketiga partai final tersebut.
Buffon dkk ditundukkan wakil Italia lainnya, AC Milan, dalam babak adu penalti pada final Liga Champions musim 2002-2003.
Bianconeri kembali tampil di final pada gelaran Liga Champions 2014-2015, menghadapi Barcelona.
Namun lagi-lagi Juventus harus tertunduk setelah takluk 1-3 dari Blaugrana.
Hal serupa juga dialami Si Nyonya Tua pada Liga Champions musim lalu, mereka kalah 1-4 dari Real Madrid pada babak final.
Tiga kegagalan tersebut membuat Buffon merasa terpukul.
(Baca Juga: Pelatih Ini Sukses Membuat Gianluigi Buffon Jatuh Cinta pada Juventus)
Hal itu diakui Buffon ketika Juventus membuat film dokumentasi berjudul "First Team: Juventus".
"Saya kerap menangis seorang diri, tanpa ada yang tahu," ujar Buffon seperti dilansir BolaSport.com dari Goal.
"Menangis kadang membuat perasaan menjadi lebih baik. Itu membuat saya merasa lebih manusiawi," kata mantan kiper timnas Italia itu.
Menurut Buffon, dirinya tak pernah menangisi sepak bola, namun rentetan kegagalan itu mengusik batinnya.
"Saya tak pernah menangis untuk sepak bola. Saya mudah tersentuh, namun itu tak semata-mata karena kekalahan itu. Itu adalah sesuatu yang lebih rumit dan romantis," tutur dia.
Buffon juga meneteskan air mata ketika timnas Italia gagal tampil di Piala Dunia 2018 setelah dikalahkan Swedia pada babak play-off.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | Goal.com |
Komentar