Pendukung Inter Milan "zaman old" pasti tak akan pernah melupakan laga big match melawan Juventus pada 26 April 1998.
Kenangan pahit pernah dirasakan Inter Milan di musim 1997-1998.
Melakoni laga berat melawan Juve di Stadion Delle Alpi, Turin, pada 26 April 1998, Inter saat itu menjadi calon kampiun scudetto musim tersebut.
Inter saat itu menempel ketat sang pemuncak klasemen Juventus dengan gap satu poin.
Langkah menuju scudetto menjadi sangat manis bagi Inter yang dilatih Luigi Simoni.
Inter sanggup melewati enam laga terakhir dengan tren positif kemenangan beruntun, sedangkan Juventus melewati enam laga terakhir dengan dua kali hasil imbang dan sisanya menang.
Kemenangan melawan Juventus, atau setidaknya dapat mencuri poin, tentunya bisa membuka jalan meraih gelar juara Liga Italia Serie A bagi Inter Milan yang mereka idamkan 9 tahn terakhir.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Derby Milan yang Pertama Berlangsung di Luar Italia)
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, peribahasa itu cocok bagi Inter Milan pada laga bertajuk Derby d'Italia di akhir April tahun itu.
Bukannya mendapat kemenangan Inter harus kecewa kalah 0-1.
Satu-satunya gol dicetak lewat gol individual Alessandro Del Piero pada menit 21'.
Kalah memang mengecewakan bagi Inter, namun yang lebih mengecewakan lagi adalah keputusan wasit Piero Ceccarini yang keputusannya dianggap berat sebelah.
Saat itu Inter Milan sedang melakukan serangan lewat tusukan Ivan Zamorano tetapi bisa dihalau Alessandro Birindelli.
Bola liar di kotak penalti pun berada di penguasaan Ronaldo yang memiliki sudut tembak yang bagus.
Hanya saja pergerakan Ronaldo dihalau oleh bek Juve, Mark Iuliano, sehingga pemain asal Brasil itu terjatuh.
Pemain Inter sempat protes keras tetapi wasit memilih melanjutkan permainan.
Lewat counter attack cepat Juve bahkan mendapatkan kesempatan menambah angka lewat titik putih karena Del Piero dijatuhkan di kotak terlarang.
Beruntung bagi Inter karena kiper Gianluca Pagliuca sigap menghalau eksekusi Del Piero di menit 70' itu.
Kontroversi yang menguntungkan Juve di laga itu tentunya mendapat komentar pedas dari berbagai khalayak, terutama dari Ronaldo sendiri.
Pemilik nama lengkap Ronaldo Luis Nazario de Lima merasa Juventus sudah mencuri gelar yang mesti diraih Inter.
"Mereka mencuri dua scudetto dari kami pada tahun 1998 saat wasit tidak memberikan penalti pada kami dari pelanggaran Mark Iuliano terhadap saya dan pada tahun 2002 ketika keadaan berakhir sama seperti itu," ucap Ronaldo saat diwawancara oleh Sportweek pada tahun 2014.
Sementara itu wasit Piero Ceccarini mengakui kesalahannya tak memberikan Inter penalti pada 2009.
"Saya melihat lagi cuplikan ulangnya, saya mengerti saya membuat kesalahan," kata Ceccarini pada La Gazzetta dello Sport.
"Bagaimanapun saya seharusnya menghadiahi tendangan bebas tak langsung di kotak penalti. Saya hanya tak ingin bersikap arogan, tetapi itu malah memunculkan masalah."
"Saya mengira pemain Juve hanya berdiri saja dan Ronaldo menabrakkan dirinya. Tanpa ragu saya memutuskan melanjutkan permainan dan 30 detik kemudian saya memberikan Juve penalti."
"Saya dibantai. Anak saya yang berusia 16 tahun saat itu mendapat tekanan dan itu tak mudah baginya.Tentu saja, memaparkan kejadian ini akan sangat membantu."
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Kiper Pertama di Sepak Bola Profesional yang Mencetak Hat-trick)
Sementara itu pada tahun 2017, mantan pemilik Inter Massimo Moratti juga mengungkapkan uneg-unegnya pasca Liga Italia menerapkan Video Assitant Referee (VAR).
"Teknologi ini mungkin bisa sedikit mengurangi emosi pertandingan, juga untuk para penonton, sebagai pengganti keamanan maksimal."
"Tetapi mungkin ini bisa berguna untuk Juve-Inter 1998," sindir Moratti.
Usai kekalahan itu, Inter tidak meraih maksimal di tiga laga sisa.
Mereka hanya mencatatkan satu hasil kemenangan (vs Empoli 4-1), satu hasil imbang (vs Piacenza 0-0) dan satu kekalahan (vs Bari 1-2).
Lain halnya dengan Juve yang semakin mampu menjauh dengan dua hasil seri (vs Atalanta 1-1, Vicenza 0-0) dan satu hasil menang (vs Bologna 3-2).
Hasilnya di musim itu pun Juventus meraih gelar scudetto dengan koleksi 74 poin dan dibuntuti Inter di posisi kedua dengan 69 poin.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Dari Berbagai Sumber |
Komentar