Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, mengklaim bahwa alasan uanglah yang menyebabkan Maurizio Sarri pergi dari I Partenopei dan mau melatih Chelsea.
Aurelio De Laurentiis sempat dibuat pusing ketika Chelsea melakukan pendekatan kepada Maurizio Sarri yang masih menangani Napoli pada musim panas lalu.
Bahkan, hal itu membuat ia merekrut Carlo Ancelotti sebagai nakhoda Napoli kendati Maurizio Sarri belum benar-benar hengkang ke Chelsea.
Kini, Maurizio Sarri telah resmi menjadi pelatih Chelsea.
Aurelio De Laurentis pun membeberkan sisi buruk sang mantan anak buah sesaat sebelum benar-benar memutus kerjasama yang dijalin sejak 2015, untuk membiarkannya hijrah ke kubu Stamford Bridge.
(Baca Juga: Maurizio Sarri: Strategi Antonio Conte di Chelsea Bikin David Luiz Puyeng)
(Baca Juga: Apa Yang Disukai Maurizio Sarri dari Chelsea?)
Hal itu terkait permintaan gaji yang Sarri minta kepada dirinya.
"Saya pikir, saya telah menemukan pelatih yang akan bertahan di Napoli untuk waktu yang lama. Namun, pada titik itu, semuanya lantas terhubung dengan masalah uang," kata De Laurentiis, dikutip BolaSport.com dari laman London Evening Standard.
"Tiba-tiba, media mengompori dengan mengatakan bahwa nilai kontrak harus disesuaikan. Jadi, berapa nilai kontrak yang harus disepakati? Semula dari 700 ribu menjadi 1,5 juta euro (permusim)," terangnya.
(Baca Juga: Maurizio Sarri Menuju Rekor Mourinho dan Felipao)
(Baca Juga: Tak Hanya Formasi Chelsea, Maurizio Sarri Juga Rombak Aturan Mengekang Pemain)
Sang Presiden Napoli itu pun mengaku mendengar bahwa pelatih 59 tahun itu ingin menjadi kaya dengan penyesuaian nilai kontrak.
Seakan-akan ia menilai bahwa pelatih 59 tahun itu seperti mata duitan.
"Saya juga mendengar ia berucap bahwa pada kontrak yang akan datang ia ingin menjadi kaya," tegas pria kelahiran Roma 69 tahun lalu itu.
"Sarri mendeklarasikan diri mencintai kota ini (Naples)? Ya, saya percaya, tetapi setelah itu saya berpikir: Apa jadinya jika ia hanya memanfaatkan saya seperti sebuah bank?"
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | standard.co.uk |
Komentar