Dalam buku otobiografinya berjudul "My Turn", Johan Cruyff sempat menyusun tim impian dengan formasi 3-4-3 atau 4-3-3.
Formasi itu pula yang menjadi dasar Barcelona dalam mengadaptasi filosofi Cruyffisme.
Mulai dari Josep Guardiola, Tito Vilanova, Gerardo Martino, hingga Luis Enrique, konsep tersebut tidak berubah.
Itu didukung oleh Cruyff ketika meluncurkan buku berjudul "Football: My Philosophy" pada November 2012.
"Saya menyukai konsep tiga penyerang Barcelona, satu di antaranya seorang striker murni untuk mencetak gol. Dengan cara itu, Barcelona bisa mencetak banyak gol," kata Cruyff seperti dilansir BolaSport.com dari Marca.
(Baca juga: Catalonia Merdeka, El Clasico Terancam Batal)
Tiba di Camp Nou pada musim panas 2017, Ernesto Valverde yang sempat diasuh Cruyff ketika membela Barcelona, mengusung gagasan serupa.
Kebetulan pula, dia mengandalkan 4-2-3-1, turunan dari 4-3-3, semasa membesut Athletic Bilbao.
Maka itu, Valverde mendorong manajemen memburu Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele sebagai kepingan puzzle pelengkap trisula lini depan sepeninggalan Neymar.
Dengan susunan puzzle yang sudah komplet, sang juru taktik menerapkan sistem 4-3-3 dalam empat dari lima partai perdana musim ini.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar