Prestasi Cristiano Ronaldo sebagai peraih Ballon d'Or 2017 menuai cukup banyak kontroversi.
Terutama karena performa Cristiano Ronaldo di La Liga awal musim 2017/2018 ini cukup buruk.
Cristiano Ronaldo hanya mampu mencetak 2 gol dalam 10 penampilan. Berbanding terbalik dengan sang rival, Lionel Messi yang sukses menjadi top skorer dengan 13 gol dalam 14 laga.
Lalu bagaimana bisa Cristiano Ronaldo memenangkan penghargaan bergengsi ini?
Pertama kita harus menilik sejarah penyelenggaraan Ballon d'Or.
Ballon d'Or adalah sebuah penghargaan yang dilaksanakan oleh sebuah majalah sepak bola kenamaan Prancis, France Football.
Penghargaan ini telah diberikan sejak tahun 1956 dan sempat berasosiasi dengan FIFA selama 6 tahun (2010-2016).
Karena dilaksanakan oleh sebuah majalah olahraga, pemenang penghargaan ini dipilih oleh jurnalis olahraga dari berbagai media Eropa.
Meski kala masih dikelola FIFA, pelatih dan kapten timnas dari berbagai negara juga turut menjadi pemilih.
Pada ajang Ballon d'or 2017, terdapat 173 jurnalis yang terlibat sebagai pemilih.
Masing-masing jurnalis dapat memilih 3 nama berdasarkan prioritas. Pilihan pertama bernilai 5 poin, pilihan kedua 3 poin, dan pilihan ketiga, 1 poin.
Nama yang dipilih adalah pemain yang menurut para jurnalis ini memiliki performa paling bagus tahun sebelumnya.
Artinya pemenang Ballon d'Or tahun 2017, ditentukan dari seberapa bagus performa mereka tahun sebelumnya.
Mungkin karena inilah Cristiano Ronaldo bisa menang dengan skor cukup telak.
Pasalnya musim lalu megabintang Real Madrid ini memang sangat on fire.
Ronaldo berhasil membantu Portugal memenangi Euro 2016.
Selain itu CR7 juga mengantarkan Real Madrid memenangkan gelar La Liga dan Liga Champions. Mencetak 42 gol semusim di semua kompetisi.
Dalam final Liga Champions kontra Juventus, Ronaldo mencetak 2 dari 4 gol Los Blancos.
Walhasil, Ronaldo memenangi pemilihan suara dengan 946 suara, jauh diatas runner up Lionel Messi dengan 670 poin dan Neymar dengan 361 poin.
Raihan gelar ini menjadi yang kelima bagi Ronaldo setelah sebelumnya menerima gelar yang sama pada 2008, 2012, 2014 dan 2016, sekaligus menyamai torehan Messi (2009, 2010, 2011, 2012, 2015).
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar