Putra sulung Zinedine Zidane, Enzo, kembali harus berganti klub demi mengais menit bermain.
Memulai karier di akademi Real Madrid, Enzo Zidane gagal menembus skuat utama.
Enzo hanya pernah bermain sekali bersama Real Madrid senior pada laga Copa del Rey melawan Cultural Leonesa.
Pada awal musim 2017-2018, Enzo dilepas oleh Real Madrid Castilla ke Deportivo Alaves secara gratis.
(Baca Juga: Ada yang Tidak Beres, Manchester City Marah dengan Transfer Jorginho ke Chelsea)
Belum genap semusim dan hanya bermain empat kali di semua ajang, dia kembali dilepas pada bursa transfer Januari 2018.
Pemain berusia 23 tahun itu dilepas ke klub kasta tertinggi Liga Swiss, Lausanne-Sport, dengan status babas transfer.
Alih-alih menjadi pemain andalan, Enzo Zidane kembali dilepas ke klub kasta kedua Liga Spanyol, CF Rayo Majadahonda.
(Baca Juga: Penjualan Kostum Neymar Hanya Seujung Kuku Cristiano Ronaldo)
Gelandang serang kelahiran Bordeaux itu kembali ke Spanyol dengan status pinjaman.
Enzo gagal menyelamatkan Lausanne-Sport dari jerat degradasi, di mana klub tersebut finis sebagai juru kunci klasemen 2017-2018.
CF Rayo Majadahonda baru promosi dari kompetisi kasta ketiga Liga Spanyol.
OFICIAL Enzo Zidane se decide por el Rayo Majadahonda para seguir creciendo de la mano de Iriondo. ¡Bienvenido a nuestra #HistoriaDeUnSueño! https://t.co/w6cww1e4h5 pic.twitter.com/1jUoLgj4Zu
— CF Rayo Majadahonda (@RMajadahonda) 14 Juli 2018
(Baca Juga: Bek Barcelona Sempat Alami Depresi pada Awal Piala Dunia 2018)
Klub dari pinggiran Kota Madrid itu belum terjamin bisa bertahan di La Liga 2, karena mereka baru sekali ini mencapai kasta kedua Liga Spanyol.
Dengan perjalanan karier tersebut, Enzo Zidane gagal mengulangi kesuksesan sang Ayah, Zinedine Zidane.
Zinedine Zidane dikenal dengan kesuksesannya sebagai pemain maupun pelatih.
Eks pelatih Real Madrid itu adalah pemain legendaris dengan segudang prestasi.
Efek kepergian Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus mulai dirasakan Paris Saint-Germain (PSG). https://t.co/z1OJg0NNWn
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 14 Juli 2018
Dilansir BolaSport.com dari Transfermarkt, Zidane Senior meraih dua gelar scudetto Serie A (1996-1997, 1997-1998) Piala Super Eropa 1996-1997, Piala Interkontinental 1996, dan Piala Super Italia 1997-1998 bersama Juventus.
Sementara kala membela Real Madrid, Zinedine memenangi titel Liga Champions 2001-2002, La Liga 2002-2003, Piala Super Eropa 2002-2003, Piala Interkontinental 2002, serta Piala Super Spanyol 2001-2002 dan 2003-2004.
Adapun pelatih yang kini berusia 45 tahun itu berhasil mengawinkan gelar Piala Dunia 1998 dengan Piala Eropa 2000, bersama tim nasional Prancis.
Gabung Juventus, Ronaldo Bakal Bertemu Pemain yang Ia Usir dari Real Madrid https://t.co/Y5X8yFtzSU
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 5 Juli 2018
Prestasi Zinedine sebagai individu ini tak kalah mentereng.
Gelar Ballon d'Or 1998 dan Pemain Terbaik Eropa di tahun yang sama mengonfirmasi kehebatan pria keturunan Aljazair ini.
Yang terakhir, Zinedine menjadi pemain termahal di dunia kala dibeli Real Madrid dari Juventus dengan mahar 73,5 juta euro pada 2001.
(Baca Juga: Bercerai dengan Antonio Conte, Chelsea Tak Tahu Terima Kasih)
Namun, gelimangan kesuksesan Zinedine tampaknya tak diwarisi Enzo.
Nasib yang dialami Zidane junior ini bukan hal yang baru.
Jordi Cruyff (anak Johan Cruyff), Edinho Nascimento (anak Pele), dan Diego Maradona Sinagra (anak Diego Maradona), adalah contoh terdahulu kasus anak-anak yang tak mampu menyamai kegemilangan karier ayahnya.
(Baca Juga: Hampir Berseragam Barcelona, Xavi dari Afrika Malah Gabung Tim Promosi Liga Inggris)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar