Salah satu alasan seorang pemain ingin meninggalkan klub yang dibela adalah karena sulit mendapat menit bermain. Isu ini yang gelandang Real Madrid, Mateo Kovacic, kemukakan sembari mengumumkan keinginannya hengkang dari Santiago Bernabeu.
Sebagai gelandang tengah, Kovacic kalah bersaing dengan rekannya yang lebih senior seperti Luka Modric (32) dan Toni Kroos (28).
Dalam wawancara kepada Marca, pemain asal Kroasia itu menilai Madrid tidak membuka ruang baginya untuk mengembangkan potensi.
"Saya tahu bahwa di Madrid, pemain muda sulit menjadi starter. Pemain muda butuh kontinuitas. Saya tidak akan bisa menunjukkan potensi saya tanpa bermain," kata Kovacic.
Menurut kabar di Spanyol, pemain berusia 24 tahun itu akan berbicara pada pelatih anyar, Julen Lopetegui, mengenai kemungkinan melepasnya ke klub lain.
(Baca Juga: Mourinho Kecil Beberkan Alasannya Tolak Tawaran Melatih Real Madrid)
Andai transfer terlaksana, Kovacic mengikuti jejak sejumlah eks pemain muda lain yang memilih pindah demi menjadi pemain reguler, seperti Alvaro Morata (25).
Kovacic tak sendirian, bek kiri Theo Hernandez (20), yang baru hijrah dari Atletico pada musim panas 2017, juga tengah mencari klub lain lantaran sulit menggeser Marcelo di posisi tersebut.
Pada era modern ini, rasanya sulit melihat pemain muda mau bersabar menunggu kesempatan di klub yang menampung bakat mereka.
Penjualan Kostum Neymar Hanya Seujung Kuku Cristiano Ronaldo https://t.co/0DjJ9MkYMv
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 15 Juli 2018
Padahal, tidak ada salahnya untuk bersabar dan mengambil setiap kesempatan yang didapat untuk unjuk kebolehan.
Di skuat Madrid saat ini, orang tersukses yang paham betul pentingnya sebuah proses ialah Raphael Varane.
Usianya masih 25 tahun. Namun, Varane telah menyabet berbagai gelar yang diimpikan banyak pesepak bola.
(Baca Juga:Mengenal Brwa Nouri, Bintang Anyar Bali United yang Pernah Kalahkan Arsenal di Liga Europa)
Sejak bergabung pada 2011, Varane adalah bagian dari kesuksesan Madrid menyabet empat titel Liga Champions, dua gelar Liga Spanyol, dan sebagainya.
Kualitasnya juga merambah ke tim nasional di mana ia berperan membawa Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018.
Varane meraih itu semua dengan proses. Di awal karier sebagai pemain Los Blancos, ia harus bersaing dengan para bek tengah utama di klub saat itu seperti Pepe, Sergio Ramos, Raul Albiol, dan Ricardo Carvalho.
Saat Varane bergabung, para pesaingnya di posisi bek tengah sedang pada usia emas.
Media Swedia Bocorkan Kontrak Bali United dengan Calon Pemain Termahal Liga 1 2018 https://t.co/rhbJp80Kk0
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 26 Juli 2018
Pepe berumur 29 tahun, Ramos dan Albiol 26 tahun. Sementara itu, Carvalho berada di ujung karier lantaran telah berusia 34 tahun.
Bandingkan dengan umur Varane kala itu yang masih di angka 19 tahun.
Pada musim debutnya, mantan pemain Lens itu cuma tampil 15 kali di seluruh kompetisi. Meski begitu, Varane bersedia berjuang.
Sulit baginya untuk menggoyahkan duet Pepe-Ramos, tapi Varane masih mampu menjadi bek tengah dengan penampilan terbanyak ketiga di Madrid pada 2012-2013.
(Baca Juga:3 Kiper yang Bisa Pecahkan Rekor Kiper Termahal Milik Alisson Becker)
Performa Varane diganggu cedera di musim berikutnya, masalah serupa yang mengusik karier Kovacic di Madrid.
Akan tetapi, setiap kali sembuh, Varane memastikan dirinya siap tempur buat Si Putih.
Varane kini menikmati buah kesabarannya. Dalam dua musim terakhir, ia langganan starter di Madrid.
Musim 2017-2018 adalah puncaknya. Dia menjadi partner utama kapten Ramos seiring hengkangnya Pepe ke Besiktas.
Andai mau bersabar, Kovacic juga dapat mengikuti jejak Varane. Dia seharusnya berpotensi menjadi suksesor Modric yang memasuki ujung karier.
(Baca Juga:Eks Bintang Real Madrid Bakal Berhadapan dengan Ezra Walian Usai Kembali dari Masa Pensiun)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar