Sudah hampir dua jam Piixii bersama dua temannya, menunggu Antonio di depan Stadion La Rosaleda, kandang dari klub Malaga. Hanya dengan kehadiran Antonio, mereka bisa mendapatkan tiket pertandingan antara Malaga vs Tenerife pada Jumat (8/9) waktu Spanyol lebih murah dari sebelumnya.
Setelah lama menunggu, akhirnya Antonio datang juga. Dengan skuter biru gelap ia mengebut motornya, seakan tahu akan kena semprot ketiga temannya. “Lihat, ini dia Antonio temanku yang buruk rupa,” tutur Piixii, mengenalkan Antonio kepada Bolasport yang ada di sana, Jumat (7/9).
Tiket menonton pertandingan antara Malaga vs Tenerife dibanderol paling murah sekitar 10 Euro atau sekitar Rp170 ribu. Menurut Piixii itu cukup murah, dibandingkan dengan harga tiket menyaksikan pertandingan Real Madrid, Barcelona, atau Valencia.
Dengan bantuan Antonio, Piixii dan kedua temannya bisa mendapatkan tiket lebih murah dari 10 Euro. “Jika kamu mau, Antonio bisa memberimu diskon,” kata dia.
Piixii mengaku tidak pernah meninggalkan pertandingan Malaga. Dia adalah Malaguismo sejati. Bagi Piixii, klub dengan jersey berwarna biru langit dan putih itu adalah harga diri Kota Malaga. Maka itu, di divisi berapa pun Malaga bermain, ia memilih setia menyaksikan klub kesayangannya.
(Baca Juga: Si Tangan Tuhan Resmi Latih Klub Meksiko)
Bahkan, jarinya sudah tak bisa menghitung berapa banyak ia terlibat perekelahian dengan suporter dari klub Spanyol lain demi mempertahankan harga diri Malaga. Setiap terlibat dalam perkelahian, katanya, ia harus siap menghadapi kematian.
“Setiap suporter di sini harus siap mati. Maka itu bukan hal yang aneh jika banyak orang di Spanyol mati hanya karena mendukung klub kesayangannya,” ujarnya.
“Saya sendiri siap mati untuk Malaga. Tapi, sebisa mungkin saya sendiri selalu menghindari perkelahian,” kata Piixii. Ada tiga kelompok suporter yang kerap terlibat perkelahian dengan para Malaguismo, yakni suporter Granada, Real Betis Balompie, dan Sevilla.
Mendukung Malaga Hingga Kembali Naik Kasta
Hari itu, Piixii tak menggunakan jerseynya. Terlalu berbahaya, katanya, mengenakan jersey kebanggaan sehari sebelum pertandingan dimulai. Maklum, ketiga rivalnya memang berada di satu otonomi dengannya, yakni otonomi Andalusia.
Tak hanya itu cara Piixii menghindari perkelahian antar suporter. Ia pun tidak mengenalkan nama asli pada orang asing, termasuk pada BolaSport. Piixii adalah nama panggilannya di kalangan suporter Malaga.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Tekel Brutal Si Tukang Jagal Bilbao Andoni Goikoetxea Patahkan Kaki Diego Maradona)
Saat ini, Malaga tengah dirundung kekecewaan setelah menjadi tim paling bawah (Posisi 20) pada La Liga 2017/18 dengan kemenangan 5 kali menang, 5 kali seri, dan 28 kali kalah. Hasil itu membuat mereka turun kasta, hingga saat ini bermain untuk divisi dua alias segunda division.
Tapi, para Malaguista yakin bahwa mereka akan kembali menghiasi La Liga divisi 1 di musim selanjutnya. “Kami ini tim besar, tidak mungkin ingin berlama-lama di divisi dua,” tuturnya.
Sejauh ini, Malaga sudah memenangi tiga pertandingan dari tiga kesempatan main selama Divisi Segunda 2018-19. Hasil itu membuat mereka menjadi pimpinan klasemen sementara.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar