Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PSG Vs Real Madrid - 5 Alasan Mengapa Les Parisiens Tersingkir dari Liga Champions

By Taufan Bara Mukti - Rabu, 7 Maret 2018 | 16:24 WIB
Pemain Real Madrid, Casemiro (kiri) dan Marco Asensio (kanan), berupaya merebut bola dari penguasaan striker Paris Saint-Germain, Edinson Cavani, dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions 2017-2018 di Parc des Princes, Rabu (7/3) dini hari WIB.
BOBBY ARIFIN/BOLASPORT.COM
Pemain Real Madrid, Casemiro (kiri) dan Marco Asensio (kanan), berupaya merebut bola dari penguasaan striker Paris Saint-Germain, Edinson Cavani, dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions 2017-2018 di Parc des Princes, Rabu (7/3) dini hari WIB.

Paris Saint-Germain (PSG) gagal membalikkan ketinggalan agregat 1-3 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

PSG tampil dominan di depan publik Stadion Parc des Princes.

Namun, mental juara Real Madrid mampu membuat tim arahan Unai Emery itu mengakhiri laga dengan kemenangan 2-1.

Diawali gol Cristiano Ronaldo (51'), PSG menyamakan kedudukan melalui Edinson Cavani (71').

Sepuluh menit jelang laga usai, Casemiro (80') memastikan kemenangan El Real dengan skor 2-1

Bermain tanpa Neymar, lini depan PSG tampil kurang menggigit.

Buktinya, hingga babak pertama berakhir, Cavani tak banyak mendapat peluang di kotak penalti lawan.

Selain itu, tim BolaSport.com telah merangkumkan alasan yang membuat PSG kalah dari Real Madrid.

Inilah 5 alasan mengapa PSG tersingkir dari Liga Champions:

1. Tak ada pemain selevel Marco Verratti di lini tengah PSG

Harus diakui, Marco Verratti merupakan gelandang yang tampil paling baik pada pertandingan itu.

Berdasarkan data Whoscored, Verratti mencatatkan akurasi umpan 91 persen, 74 sukses dari 81 jumlah operan.

Yang lebih impresif, pemain asal Italia itu mencatatkan 100 persen kesuksesan dribel.

Dari dua kesempatan, dia tak pernah gagal melakukan dribel tersebut.

Selain piawai menyusun serangan, Verratti juga hebat dalam pertahanan.

Buktinya, eks pemain Pescara itu sukses mencatatkan 100 persen tekel akurat.

Celakanya, PSG tak memiliki pelapis kala Verratti mendapat kartu merah pada menit ke-66.

Thiago Motta yang sejatinya diplot sebagai gelandang bertahan justru tak mencatatkan satupun tekel sukses.

Sementara Adrien Rabiot yang diposisikan agak ke depan hanya memiliki akurasi umpan sukses sebesar 90 persen.


Gelandang Real Madrid, Isco (kiri), berduel dengan gelandang Paris Saint-Germain, Marco Verratti, dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, pada 14 Februari 2018.(GABRIEL BOUYS/AFP)

2. Kylian Mbappe dan Angel di Maria tak berkutik

Tanpa Neymar, lini sayap PSG kurang cemerlang.

Pemain asal Argentina itu kesulitan melewati hadangan Dani Carvajal, bek kanan Real Madrid.

Pun demikian dengan Kylian Mbappe yang menyisir dari sisi kanan, pergerakannya mampu dibaca Marcelo dengan baik.

Kesuksesan dribel kedua pemain tersebut hanya 57 persen dan 50 persen.

Tak mengherankan jika PSG kurang mampu membuat peluang yang membahayakan gawang lawan.


Penyerang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe (tengah), dijegal oleh gelandang Real Madrid, Lucas Vazquez, dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis, pada 6 Maret 2018.(FRANCK FIFE/AFP)

3. Umpan silang PSG tak efektif

Lagi-lagi, pemain sayap PSG menunjukkan sebuah catatan buruk.

Di Maria dan Mbappe plus dua bek sayap, Dani Alves dan Yuri Berchiche tak mampu mengirimkan umpan silang kepada Cavani di kotak penalti.

Tercatat ada dua situasi berbahaya yang diciptakan PSG dari sayap sepanjang pertandingan.

Yang pertama, umpan tarik Di Maria berhasil diamankan oleh kiper Madrid, Keylor Navas, sebelum mendarat di kaki Cavani.

Yang kedua, Mbappe memiliki kesempatan untuk memberi umpan tarik kepada Cavani yang berdiri bebas di kotak penalti.

Namun, pemain asal Prancis itu memilih untuk melakukan tembakan yang justru berhasil dihalau Navas.

Akibatnya, Mbappe dan Di Maria mencatatkan akurasi umpan sebesar 81 persen dan 78 persen.


Pemain Paris Saint-Germain, Angel Di Maria, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Dijon dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Paris, pada 17 Januari 2018.(CHRISTOPHE SIMON/AFP)

4. Edinson Cavani terisolir

Ini adalah konsekuensi yang didapat oleh PSG ketika pemain sayap dan tengah tak mengalirkan bola dengan baik ke penyerang.

Edinson Cavani dipaksa turun ke lini tengah untuk mencari bola.

Karena bukan tipikal pemain pembawa bola, enam kali bola Cavani berhasil direbut oleh lawan.

Hingga babak pertama berakhir, Cavani bahkan hanya menyentuh bola sebanyak sembilan kali.

Dari sembilan sentuhan, hanya dua yang berada di dalam kotak penalti Real Madrid.

Meski akhirnya berhasil mencetak gol penyama kedudukan pada menit 71, namun penampilan Cavani keseluruhan kurang berbahaya.


Bek Real Madrid, Sergio Ramos (kiri), mendorong striker Paris Saint-Germain, Edinson Cavani, dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions 2017-2018 di Parc des Princes, Rabu (7/3) dini hari WIB.(BOBBY ARIFIN/BOLASPORT.COM)

5. Kebodohan suporter PSG bikin Real Madrid unggul.

Pada menit ke-48, laga berhenti sejenak karena suporter PSG menyalakan flare yang mengganggu pertandingan.

Kericuhan yang ditimbulkan suporter itu berasal dari tribune Utara, alias belakang gawang PSG pada babak kedua.

Hal itu membuat kapten PSG, Thiago Silva, harus turun tangan menenangkan para suporter.

Ironis, hanya dua menit setelah insiden itu, Real Madrid memperoleh keunggulan melalui sundulan Cristiano Ronaldo.

Efek asap yang ditimbulkan oleh flare tersebut sedikit banyak menguntungkan Real Madrid yang berseragam putih.

"Baju PSG memang warnanya agak gelap, jadi putih-nya Madrid lebih menguntungkan," ujar kontributor BolaSport.com di Paris, Bobby Arifin.

"Pemain-pemain PSG sampai harus memohon pendukungnya untuk tidak bertindak bodoh, karena kasus semalam itu cukup untuk membuat UEFA memberi sanksi kepada PSG," tutur dia lagi.

Insiden tersebut ditengarai dilakukan oleh kelompok ultras PSG, Kop of Boulogne atau Boulogne Boys.


Pendukung Paris Saint-Germain menyalakan cerawat di tribun penonton saat tuan rumah Paris Saint-Germain melawan Real Madrid dalam laga leg kedua 16 besar Liga Champions 2017-2018 di Parc des Princes, Rabu (7/3) dini hari WIB.(BOBBY ARIFIN/BOLASPORT.COM)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Taufan Bara Mukti
Sumber : Berbagai sumber
REKOMENDASI HARI INI

Hasil Liga Inggris - Jebolan Piala Dunia U-17 2023 Cetak Gol Debut, Arsenal Hajar Nottingham

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
Arema
11
18
7
PSM
11
18
8
PSBS Biak
10
15
9
Persik
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X