Tim asal Albania, Skenderbeu, baru saja diganjar sanksi tegas dari federasi sepak bola Eropa, UEFA.
Skenderbeu dikenai sanksi 10 tahun tak boleh berlaga di kompetisi level Eropa oleh UEFA.
Pasalnya, Skenderbeu terbukti melakukan pengaturan skor di Liga Champions dan Liga Albania.
Dilansir BolaSport.com dari Tirana Times, Skenderbeu pernah dijatuhi sanksi larangan berlaga di Eropa selama setahun pada 2015, namun hukuman itu hanya percobaan.
Kala itu, Skenderbeu dijatuhi hukuman tak boleh tampil di dua Kualifikasi Liga Champions dan dua fase grup Liga Europa pada 2015.
Setelah mengulami kesalahan yang sama, Skenderbeu akhirnya dihukum secara tegas, tak boleh berlaga di Eropa selama 10 tahun!
Sebelum Skenderbeu, tim asal Makedonia, FC Pobeda, sempat mendapat hukuman larangan berlaga di Eropa selama delapan tahun pada 2010.
Menanggapi hukuman tersebut, Presiden Skenderbeu, Ardian Takaj, mengatakan bahwa timnya akan mengajukan banding.
(Baca Juga: 5 Pemain Indonesia dengan Followers Terbanyak di Instagram, Legenda Timnas Cuma di Nomor 3!)
"Kami tak bersalah dalam kasus ini. Kami yakin kami bersih dan akan mengajukan banding ke pengadilan UEFA di Swiss," ucap Takaj dilansir dari Tirana Times.
Fan Skenderbeu pun menyuarakan kekecewaan mereka pada putusan UEFA tersebut.
Berbagai slogan seperti "Jangan bunuh mimpi kami!", "Kami hidup dari sepak bola, kami mencintai Skenderbeu", dan "Kota kami bukan ancaman, kota kami ingin keadilan", disuarakan pendukung Skenderbeu.
Selain hukuman 10 tahun tersebut, Skenderbeu juga wajib membayar denda satu juta euro kepada UEFA.
(Baca Juga: Rampung! Begini Kronologi Kasus Video Hinaan Persija hingga Mencapai Penyelesaian)
Hukuman itu menjadi sebuah kerugian besar bagi Skenderbeu mengingat mereka menjadi kandidat terkuat peraih gelar juara Liga Albania musim ini.
Skenderbeu memimpin klasemen dengan jarak 15 poin dari tim peringkat kedua, Kukes.
Sekalipun memenangi Liga Albania, Skenderbeu tak akan bisa berlaga di Liga Champions atau Liga Europa musim depan.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Tiranatimes.com |
Komentar