Ternyata, kunci Liverpool mengalahkan AS Roma di leg pertama semifinal Liga Champions, Rabu (25/4/2018) terletak pada skema permainan yang diterapkan.
Skor 5-2 untuk Liverpool atas AS Roma berhasil menutup laga yang digelar di Stadion Anfield ini.
Gol Mohamed Salah (menit ke-35 dan 45'), Sadio Mane (56'), dan Roberto Firmino (61' dan 68') hanya mampu dibalas satu gol Edin Dzeko (81') dan eksekusi penalti Diego Perotti (85').
Rahasia mengenai skema permainan Liverpool yang gagal diantisipasi oleh AS Roma diungkap langsung oleh sang kapten, Daniele de Rossi.
Dari kaca mata De Rossi, skema bola panjang Liverpool menjadi racun yang membuat mati kreativitas serangan AS Roma.
(Baca Juga: Jadi Rival di Laga Liverpool Vs AS Roma, Mohamed Salah dan Edin Dzeko Sama-sama Catatkan Rekor Fantastis)
Ditambah, kecepatan pemain-pemain Liverpool yang juga tidak sempurna diantisipasi oleh barisan pertahanan AS Roma.
Padahal menurut Daniele de Rossi, AS Roma mampu meladeni perlawanan tim tuan rumah hingga 25 menit awal pertandingan.
"Liverpool kuat, jangan lupa, dan mereka melakukan pertandingan dengan sangat baik. Tetapi kami memiliki 20-25 menit yang sangat bagus di awal," ucap Daniele de Rossi dikutip BolaSport.com dari laman Evening Standart.
"Mereka terus-menerus bermain dengan bola panjang, dari area mana pun dari lapangan, dan sulit untuk menutupi ruang itu ketika ada pemain yang selalu lebih cepat dari Anda," kata sang pemain menambahkan.
(Baca Juga: Pemain Terbaik Dunia Musim Ini? Mohamed Salah Bisa Kalahkan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi)
Bahkan, De Rossi menilai bahwa pertandingan melawan Liverpool sangat berbeda kala AS Roma menghadapi Barcelona.
"Satu-satunya perbedaan adalah bahwa melawan Barcelona saya melihat permainan kami yang tidak beruntung, dengan banyak insiden yang membuat kami diragukan," ucap De Rossi.
"Di sini kami mulai kuat (pada awal babak), tetapi kemudian menderita di bawah kecepatan mereka dan keganasan serangan mereka. Ini menjadi pelajaran kami untuk leg kedua," kata sang kapten menambahkan.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | standart.co.uk |
Komentar