Beberapa keputusan keliru wasit telah membuat Real Madrid, Liverpool, dan Olympique Marseille melaju ke babak final Liga Champions dan Liga Europa.
Liga Champions dan Liga Europa 2017-20018 telah mendapatkan masing-masing dua tim yang bakal berlaga di final.
Real Madrid dan Liverpool menjadi finalis Liga Champions.
Adapun Atletico Madrid dan Olympique Marseille mengisi dua slot finalis Liga Europa.
Kelolosan tiga dari empat finalis tersebut menuai perdebatan karena beberapa keputusan wasit yang dinilai menguntungkan mereka.
Ketiga finalis tersebut adalah Real Madrid, Liverpool, dan Olympique Marseille.
Olympique Marseille unggul 2-0 atas RB Salzburg pada leg I di kandang, pekan lalu.
Pada leg II di Salzburg Stadion, RB Salzbrug membalas dengan skor 2-0 hingga akhir 90 menit.
Dengan agregat 2-2, kedua tim harus melanjutkan ke babak perpanjangan 2 x 15 menit.
Keputusan kontroversial wasit datang sesaat sebelum pemain Marseille Rolando, mencetak gol pada menit ke-116.
Gol yang bermula dari proses sepak pojok ini sebetulnya bisa lenyap andai wasit Sergey Karasev dan asistennya tak meleng.
[POPULER] 5 Pemain Utama Liverpool Masih SD, Kala Si Merah Terakhir Kali Capai Final Liga Champions https://t.co/MOZFiVaTgs
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 3 Mei 2018
Salah satu jurnalis sepak bola yang ahli soal sepak bola Prancis, Robin Bairner, mengunggah cuplikan gol Rolando melalui akun Twitter-nya, @RBairner.
Dalam tayangan ulangan tersebut, terlihat pemain Marseille, Andre-Frank Zambo Anguissa, menghunjamkan tendangan dari luar kotak penalti.
Sepakan Anguissa ini membentur rekannya sendiri sehingga berbelok arah dan meninggalkan lapangan.
Namun, wasit Sergey Karasev justru memberikan sepak pojok untuk Olympique Marseille.
Gelandang serang Marseille, Dimitri Payet, pun mengeksekusi tendangan penjuru tersebut.
(Baca Juga: Sebelum Bela Negeri Jiran di Piala Dunia 2018, Pemain Berdarah Indonesia Ini Dapat Perlakuan Istimewa)
Nahas bagi Red Bull Salzburg, karena umpan Payet dapat disambut dengan sepakan terukur oleh Rolando.
Gol tersebut menjadi kunci kelolosan Marseille ke partai puncak dengan agregat 3-2.
Dikutip BolaSport.com dari akun Twitter @RBairner, berikut ini cuplikan gol Rolando.
Didier Drogba is the last man to send #Marseille into a European final - here's how he reacted to Rolando's goal: pic.twitter.com/ZPalkPM3a2 (@didierdrogba)
— Robin Bairner (@RBairner) 3 Mei 2018
2. Liverpool
Liverpool unggul telak 5-2 atas AS Roma pada leg I di kandang.
AS Roma kemudian membalas dengan skor 4-2 pada leg II.
Alhasil, Liverpool lolos ke laga final berkat keunggulan agregat 7-6.
Namun, ada beberapa keputusan wasit yang dinilai merugikan AS Roma.
Setidaknya ada dua keputusan yang berpotensi membuat Liverpool mendapat dua penalti tambahan.
Pada menit ke-63, sepakan Stephan El Shaarawy mengenai tangan Trent Alexander-Arnold di dalam kotak penalti Liverpool
When Alexander-Arnold is better than Simon Mignolet pic.twitter.com/blnsSAN8cv
— Cosmas Bayu (@CosmasBayu) 2 Mei 2018
5. Roma being denied a penalty in the 2nd leg for one of the most blatant handballs ever. He literally palmed it away. Trent > De Gea. pic.twitter.com/Xvl5WRLMRE
— • (@Beardamendi) 2 Mei 2018
Namun wasit Damir Skomina tidak melihat insiden tersebut dan tidak memberikan sanksi tendangan penalti bagi Liverpool.
Sementara itu pada menit ke-83, Edin Dzeko dijatuhkan oleh Loris Karius di kotak penalti.
Namun, Skomina lebih dulu menganggap bahwa Dzeko berdiri dalam poisis offside.
Akan tetapi jika dilihat dari gambar kejadian, Dzeko masih dalam posis onside.
6. This could be a 6th and 7th reason. Edin Dzeko judged to have been offside despite being clearly level. Karius subsequently brings him down, and if he was onside, Liverpool would have been down to 10 men. Karius Off. pic.twitter.com/4xcJEjxkUA
— • (@Beardamendi) 2 Mei 2018
Meski lolos dua kali, Liverpool tidak bisa lolos untuk ketiga kalinya dari hukuman penalti.
Pada menit terakhir laga, Ragnar Klavan menyentuh bola dengan tangan, dan kali ini wasit memberikan hadiah penalti yang sukses dieksekusi oleh Nainggolan.
AS Roma sendiri juga terhindar dari hukuman penalti saat Sadio Mane didorong oleh Manloas pada menit kedelapan.
(Baca Juga: Disingkirkan Liverpool, AS Roma Dilarang Bersua Tim Inggris Musim Depan)
1. Real Madrid
Real Madrid berhasil mencuri kemenangan 2-1 di kandang Bayern Muenchen pada leg I.
Sementara pada leg II, kedua tim berbagi gol 2-2.
Hasil tersebut membuat Real Madrid lolos dengan agregat 4-3.
Pada laga leg II, Real Madrid berpotensi mendapat sanksi tendangan penalti dua kali.
(Baca Juga: Kecele, Pemain Real Madrid Ini Baru Dimainkan 70 Menit Setelah Lakukan Pemanasan)
Insiden pertama terjadi pada menit ke-45+1.
Kala itu Joshua Kimmich berniat mengirim umpan ke kotak penalti Real Madrid.
Marcelo yang berada di dekat Kimmich, berupaya mengadang laju bola dengan melompat sambil mengulurkan kaki.
Namun, bola malah mengenai tangan dan bergulir ke luar lapangan.
#Marcelo #RMAFCB #Handball #VAR pic.twitter.com/XrRGSNXZAE
— Mateusz Hanslik (@MateuszHanslik) 1 Mei 2018
Namun, wasit Cueneyt Cakir hanya memberikan sepakan pojok bagi Bayern Muenchen kendati Kimmich melakukan protes.
Menurut eks wasit La Liga, Iturralde Gonzalez, insiden tersebut seharusnya berbuah penalti.
Kejadian kedua terjadi pada menit ke-52 antara Sergio Ramos dengan Robert Lewandowski.
(Baca Juga: Unik, Real Madrid Ciptakan Gol ala Barcelona Saat Singkirkan Bayern Muenchen dari Liga Champions)
Ramos dan Lewandowski sama-sama mengejar bola di kotak penalti Real Madrid.
Lewandowski berhasil menyentuh bola dan disusul dengan ayunan kaki Ramos.
Ramos tidak mengenai bola dan jatuh ke arah Lewandowski hingga sang striker ikut terjatuh di kotak penalti.
#RealBayern penalty 03 (again #Ramos doesn't touch la pelota ...) pic.twitter.com/JZWPeuPHRM
— (@fallodipiede) 1 Mei 2018
Cakir kembali tak bergeming dengan insien tersebut.
Sementara menurut Iturralde Gonzalez kejadian tersebut seharusnya berbuah hadiah penalti bagi FC Hollywood.
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | BolaSport.com, As.com, twiter.com |
Komentar