(Baca Juga: Paul Pogba Terus Merengek Ingin Pergi dari Manchester United)
"Saya pikir Shaqiri akan berada di bawah tekanan psikologis yang luar biasa karena dia akan tahu di mana dia akan datang, dia tahu bahwa Red Star adalah simbol Serbia dan bermain Marakana, saya tidak tahu apakah dia akan bermain," ujar pria 52 tahun itu.
Meski begitu, Terzic menegaskan bahwa klubnya tak akan bersikap terkait konflik politik tersebut.
"Tentu saja, sebagai klub sepak bola, kami memperlakukan saingan kami dengan setara, dan kami tidak harus berurusan dengan masa lalu dan sejarah," tuturnya.
Berkat VAR, Karim Benzema Lewati Rekor Cristiano Ronaldo https://t.co/8NhO6gvIoe
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 2 September 2018
"Red Star harus melakukan segalanya untuk membuat Shaqiri merasa bahwa dia datang untuk bermain sepak bola dan itu adalah tugas kami untuk melindunginya dalam kasus situasi yang tidak diinginkan. Mari menjadi tuan rumah yang baik!" ucap Terzic.
Ancaman serangan dari suporter terhadap Shaqiri berpotensi meningkat jika mengingat aksi selebrasi sang pemain pada Piala Dunia 2018 lalu.
Pada laga Grup E, Xherdan Shaqiri mencetak gol kemenangan 2-1 Swiss atas Serbia.
(Baca Juga: 3 Alasan Karim Benzema Kembali Tajam Musim Ini, Salah Satunya Cristiano Ronaldo)
Shaqiri sama-sama membuat simbol lewat tangannya seperti burung yang mengepakkan sayap dan menempelkannya di tengah dada.
Diduga selebrasi itu adalah bentuk dari burung Elang pada bendera negara Albania yang berusaha ditunjukkan Xherdan Shaqiri kepada dunia.
Shaqiri tak sendiri karena hal serupa juga dilakukan Granit Xhaka sat mencetak gol pertama.
Dua Kutukan Mengintai, Real Madrid Terancam Krisis Gelar Musim Ini https://t.co/MuFYZOrGdP
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 2 September 2018
Akibat selebrasi tersebut FIFA memberikan hukuman bagi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka berupa denda.
Nominal denda tersebut senilai 7.500 pound atau sekitar Rp 141 juta bagi masing-masing pemain.
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | liverpoolecho.co.uk |
Komentar