Para penegak aturan sepak bola global selalu menindak ujaran kebencian, namun kali ini mereka seolah membiarkan pelanggaran yang dilakukan Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA).
FIFA melarang dan mendisiplinkan aksi-aksi provokatif yang memunculkan kebencian SARA.
Seorang pesepak bola Kroasia pernah didenda 30 ribu euro dan skorsing selama 10 pertandingan karena meneriakkan ujaran pro-Nazi pada para fan.
FIFA bahkan pernah memberi denda pada klub Belanda sebesar 6.575 euro karena adanya spanduk dengan ujaran kebencian yang dipasang oleh fan dari klub tandang.
Namun, Palestinian Media Watch (PMW) mengatakan bahwa PFA sudah melanggar peraturan FIFA terlalu jauh.
Dilansir BolaSport.com dari New York Post, PFA menggelar turnamen tahunan yang diberi nama Abu Jihad, sang dalang dibalik pembunuhan 125 orang Israel.
Klub-klub di Palestina secara rutin menghormati para teroris, memampang spanduk dengan gambar mereka, dan menamai lapangan latihan dengan nama para pelaku teror.
Bahkan presiden PFA, Jibril Rajoub, sering mengumbar hasutan kebencian dan kekerasan, menyebut bangsa Yahudi 'Setan' dan 'Zionis terkutuk'.
PMW telah melayangkan komplain ke FIFA sejak April 2017, namun pemegang kuasa tertinggi dunia sepak bola itu tak melakukan apapun.
Sejauh ini, ternyata FIFA bukan satu-satunya institusi internasional yang menolak untuk menindak kelompok-kelompok Palestina.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Nypost.com |
Komentar