FIFA menghukum beberapa tim nasional dari Benua Afrika akibat pelanggaran selama Kualifikasi Piala Dunia 2018 bulan lalu.
Hukuman tersebut berupa denda uang pada asosiasi-asosiasi negara Afrika karena tidak mematuhi aturan yang berlaku.
Sementara ini, beberapa Asosiasi Sepak Bola Nasional Afrika telah mendapatkan denda dari FIFA dengan nilai lebih dari 80 ribu dolar AS.
Nominal tersebut akan makin memberatkan klub-klub nasional Afrika yang memang sebenarnya telah mengalami kesulitan keuangan.
Banyak timnas Afrika selama ini menggantungkan nasib mereka pada bantuan dana dari pemerintah untuk bertahan.
(Baca juga: Betapa Kompleks Kasus Pique Vs Suporter di Mata Busquets)
Dilansir BolaSport.com dari The Statesman, timnas Gabon mendapat denda 6.200 dolar akibat menurunkan pemain yang tengah diskorsing, Merlin Tandjigora, dalam laga kontra Pantai Gading di Libreville.
Pantai Gading memenangkan laga tersebut 3-0 sehingga hukuman terhadap Gabon efektif hanya denda saja.
Nigeria didenda 30 ribu dolar karena para penonton menyerbu Stadion di Uyo saat kemenangan 4-0 atas Kamerun.
Kemudian, Republik Demokratik Kongo harus membayar FIFA sebesar 20 ribu dolar setelah kerumunan penonton melempar botol dan menyalakan api pada laga seri 2-2 kontra Tunisia di Kinshasa.
(Baca juga: Gareth Bale Bakalan Ikuti Jejak Rio Ferdinand Banting Setir dari Dunia Sepak Bola)
Timnas Mali dibebani denda 15 ribu dolar karena para fan melempar botol dan kursi ke lapangan dalam laga seri 0-0 lawan Maroko di Bamako.
Sebelumnya dalam laga antar dua tim yang sama di Rabat, Maroko didenda 3 ribu dolar karena bersiul saat lagu kebangsaan Mali dinyanyikan.
Zambia menerima hukuman denda 7 ribu setelah penonton melemparkan berbagai benda ke lapangan dalam laga kemenangan 3-1 atas Algeria di Lusaka.
Terakhir, Senegal dan Burkina Faso mendapat peringatan dari FIFA karena sepak mula laga kedua tim di Dakar dan Ouagadougou terlambat.
(Baca juga: 4 Perilaku Nyentrik Paul Pogba Selama Cedera, Pecicilan hingga Romantis)
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | thestatesman.com |
Komentar