Satu kubu penguasa di bawah Basher al-Assad, dan kubu oposisi.
Namun, perang itu meluas dengan berbagai kepentingan dan melibatkan kekuatan asing, baik Rusia maupun Amerika.
Bahkan, campur tangan ISIS menambah rumit perang di negeri itu.
Kecurigaan demi kecurigaan terus muncul seputar prestasi sepak bola mereka.
Anggota Dewan Niaga dan Industri Australia-Arab (AACCI), Dr Fional Hill, dikutip BolaSport.com dari The New Daily mengatakan, negeri itu tetap terbelah.
(BACA JUGA: Pemain Kejutan Suriah Vs Australia, Salah Satunya Zlatan Ibrahimovic dari Arabia)
"Memang ada yang merayakan (kesuksesan timnas Suriah), tapi mereka yang anti-pemerintah justru marah," katanya.
"Kubu oposisi menilai pemerintah yang berkuasa sedang berusaha memanfaatkan sepak bola untuk membuat kesan bahwa situasi di Suriah sudah normal dan segalanya sudah baik," tambahnya.
Apalagi, Basher al-Assad didukung oleh pemerintah Rusia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
Bias politik makin tinggi, bahkan posisi Rusia sebagai tuan rumah dan pendukung Basher al-Assad, bisa dianggap ikut membantu tim sepak bola Suriah untuk bisa ke Piala Dunia 2018.
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | the guardian, BolaSport.com, BBC, The New Daily |
Komentar