Lalu, akankah perang terus berkecamuk di Suriah?
Sepak bola seharusnya nir politik dan bisa menjadi pesan perdamaian.
Sepak bola seharusnya membawa nilai-nilai kemanusiaan.
Tak seharusnya sepak bola ditarik ke wilayah politik atau bahkan dimanfaatkan.
Sampai hari ini, peluru-peluru masih sering berseliweran di Suriah karena perbedaan pendapat dan kepentingan.
Entah sudah peluru yang keberapa melesat.
Yang pasti, perang sejak 2011 telah menewaskan lebih dari 250 ribu orang dan memaksa lebih dari 8 juta orang mengungsi.
Lalu, sebenarnya peluru-peluru itu untuk apa dan untuk siapa?
Jika memang peluru-peluru itu akhirnya mengakibatkan kematian dan cucuran darah serta air mata di mana-mana, itu atas nama dan kepentingan apa?
Lepas dari segala kepentingan, semoga letupan sejarah sepak bola Suriah memberi makna.
Biarlah sepak bola yang menjadi peluru-peluru menebar persatuan dan kemanusiaan.
Biarlah sepak bola mengubah peluru-peluru itu menjadi bunga, agar moncong-moncong senjata menebar keharuman.
Tak perlu lagi ada peluru yang menyalak dan menebar kerusakan dan kematian.
Cukup bunga-bunga sepak bola yang membawa pesan kemanusiaan dan persaudaraan yang terhambur dari segala moncong senjata.
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | the guardian, BolaSport.com, BBC, The New Daily |
Komentar