Tim Nasional Cile dipastikan gagal melenggang ke putaran final Piala Dunia 2018 tepat pada matchday terakhir kualifikasi zona Amerika Selatan.
Cile yang hanya butuhkan tambahan satu poin untuk bisa lolos harus menelan kekalahan 0-3 di partai melawan Brasil, Rabu (11/10/2017) pagi WIB.
Sementara di pertandingan lain, Peru berhasil menuai 1 poin dengan bermain imbang 1-1 melawan Kolombia.
Alhasil, Peru menjadi tim yang berhak berlaga di babak play-off karena unggul selisih gol meski memiliki kemasan poin sama besar dengan Cile.
Panama Cetak Sejarah Lolos ke Piala Dunia untuk Pertama Kali https://t.co/l2iFAAVfTF
— BolaSport.com (@BolaSportcom) October 11, 2017
Kegagalan ini membuat beberapa pihak terperangah, terutama jika mengingat Cile menjuarai Copa America 2015 dan Copa America Centenario setahun setelahnya.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi alasan mereka gagal beraksi di Piala Dunia tahun depan menurut catatan BolaSport.com:
1. Produktivitas gol yang terhenti
Cile sebenarnya telah mengantongi 24 gol dari 16 laga di Kualifikasi Piala Dunia 2018. Jumlah itu merupakan yang keempat terbaik di kualifikasi dan jauh lebih produktif ketimbang Argentina (16).
Namun, gol-gol mengering di sebelum pertemuan kedua melawan Ekuador saat menang 2-1. Cile gagal mencetak gol dalam empat laga internasional terakhir, dua di kualifikasi dan dua di Piala Konfederasi).
2. Sistem permainan tak efektif dari pelatih Juan Antonio Pizzi
Kemandulan timnas Cile antara lain disebabkan oleh taktik pelatih Juan Antonio Pizzi.
Mantan striker FC Barcelona ini tak mempunyai sistem permainan memadai seperti pendahulu-pendahulunya, Jorge Sampaoli dan Marcelo Bielsa.
Pizzi terlalu mengandalkan kekuatan individu para pemain-pemainnya, terutama kecepatan Alexis Sanchez.
Sistem bermainnya yang lebih mengandalkan dua holding midfielder tidak memberikan tempat bagi gelandang-gelandang serang Cile seperti Jorge Valdivia, Matias Fernandez, dan Fabian Orellana.
3. Permasalahan di dalam dan luar lapangan Arturo Vidal
Absennya Vidal di pertandingan terakhir melawan Brasil karena akumulasi kartu kuning juga memberikan dampak besar dalam upaya Cile terhindar dari kekalahan.
Selain itu, tingkah lakunya di luar rumput hijau membuat sang bintang sering bersinggungan dengan media Cile.
Ia terlibat dalam kecelakaan tunggal saat menabrakkan Ferrari miliknya pada dini hari waktu setempat ketika pagelaran Copa America 2015 berlangsung.
Vidal ditangkap kepolisian Cile karena menyetir dalam keadaan mabuk dan izin menyetirnya dicabut.
Pada tahun lalu, ayah sang pemain Erasmo Vidal, juga ditangkap polisi karena mabuk di depan umum dan memiliki senjata api tanpa lisensi.
Tak heran apabila ia menjadi santapan tabloid setempat dan kini mengutarakan bakal pensiun dari timnas pada musim panas depan.
4. Performa terbaik Alexis Sanchez belum kembali
Cedera otot yang dialami Sanchez awal musim ini telah membuatnya absen 14 hari bersama Arsenal.
Bahkan, dari 7 pekan pertama Liga Inggris, Sanchez baru tampil 5 kali dan satu kali bermain penuh.
Minim menit bermain di level klub membuatnya belum bisa mendapatkan kembali ketajaman di depan gawang lawan sehingga belum sama sekali belum mencetak gol musim ini.
Sementara itu, pelatih Cile justru begitu bergantung kepada kualitas individu Sanchez di kualifikasi Piala Dunia.
5. Keletihan menghinggapi pasukan La Roja
Setelah laga kontra Bolivia, Juan Pizzi mengkritik timnya sendiri. "Kami harus menganalisis kenapa permainan tim ini tak bisa mengalir seperti sebelum-sebelumnya," tutur Pizzi seperti dikutip Tele13 Radio.
Angkatan Cile sekarang bisa jadi mengalami burn out, para pemain Cile tidak beristirahat setelah musim kompetisi berakhir sejak Piala Dunia 2014.
Pada musim panas 2015 dan 2016 mereka bermain dan melaju hingga menjadi juara Copa America 2015 dan Copa America Centenario.
Vidal cs bermain dalam 19 laga tambahan sejak musim panas 2014, setengah musim kompetisi reguler.
Tambahkan ini dengan fakta bahwa pemain-pemain terbaik Cile harus menjalani perjalanan lebih dari 10 jam di udara setiap kali bertanding, maka tenaga yang terkuras sangatlah besar.
Editor | : | Aditya Fahmi Nurwahid |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar