Federasi Sepak Bola Pakistan, PFF, kini mendapatkan nasib serupa dengan PSSI dua tahun lalu.
FIFA telah menjatuhkan sanksi larangan keikutsertaan Pakistan di kancah sepak bola internasional pada Rabu (11/10/2017) waktu setempat.
Sanksi tersebut dijatuhkan usai dugaan intervensi pemerintah dalam federasi sepak bola Pakistan.
"Kantor dan pengurus PFF saat ini dijalankan oleh orang-orang yang ditunjuk oleh pengadilan Pakistan. Fakta tersebut melanggar kewajiban dari FIFA agar PFF menjalankan organisasi secara independen tanpa intervensi pihak ketiga," tulis FIFA seperti dikutip BolaSport.com dalam pernyataan resmi mereka.
"Hukuman untuk Pakistan akan dicabut usai kantor dan pengurus PFF kembali berfungsi sebagai organisasi yang independen," tulis FIFA.
(Baca Juga: 5 Negara Debutan yang Mampu Tampil Mengejutkan di Piala Dunia, Akankah Islandia dan Panama Menyusul?)
Menurut kantor berita lokal, Geo Pakistan, hal ini merupakan buntut dari pemilihan kontroversial Faisal Saleh Hayyat, seorang politisi dari Lahore, sebagai ketua pada 2015.
FIFA telah membekukan sementara PFF pada tahun tersebut namun masih menginstruksikan untuk melakukan pemungutan suara kembali pada September 2017.
Langkah tersebut gagal terlaksana dan Hayyat tak pernah memimpin PFF.
Kasus itu tak selesai di pengadilan hingga sekarang dan PFF kini mendapatkan sanksi sampai organisasi tersebut kembali menjadi independen.
Pakistan sendiri belum menggelar laga internasional sejak bermain imbang 0-0 dengan timnas Yaman pada Maret 2015.
(Baca Juga: 8 Pahlawan Nasional yang Bawa Negaranya Lolos Piala Dunia 2018, Lionel Messi Salah Satunya)
Nasib Pakistan ini tentu mengingatkan kita pada nasib PSSI dua tahun lalu.
FIFA menjatuhkan sanksi serupa untuk Indonesia pada 30 Mei 2015.
Perselisihan antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait peserta Liga Super Indonesia berujung pada pemerintah mengambil alih kendali sepak bola Indoensia.
Namun, sanksi untuk PSSI telah dicabut pada 14 Mei 2016.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Foxsports.com, fifa.com |
Komentar