Mantan presiden FIFA ketiga yang merupakan pencetus Piala Dunia Jules Rimet lahir pada 14 Oktober 1873.
Rimet lahir di toko sederhana milik ayahnya yang terletak di desa Theuley-les-Lavoncourt kawasan Haute Saunte, Franche-Comte, sebelah timur Prancis.
Perjalanan hidup Rimet cukup terbilang mulus berkat kerja kerasnya.
Ia merupakan siswa berprestasi dan kerap memenangkan beasiswa dengan melanjutkan studi di Paris.
Masuk jurusan hukum, Rimet muda lulus dari perkuliahan dan langsung menjadi pengacara.
Di usia 24 tahun, Rimet yang tak pernah bermain sepak bola dan hobi bermain anggar dan olahraga lari mendirikan klub sepak bola di pinggiran kota Paris. Klub itu bermana Red Star Saint-Ouen.
(Baca Juga: VIDEO - Tarian Konyol Luis Suarez Berhasil Bobol Gawang David de Gea)
Red Star yang dibentuk Rimet berdiri pada 1897 dan merupakan klub tertua kedua di Prancis setelah Le Havre AC.
Usai menjalani tugas wajib militer di Perang Dunia I dan mendapatkan medali Croix de Guerre, Rimet menjadi presiden pertama Asosiasi Persepakbolaan Prancis (FFF) pada 1919.
Reputasinya menanjak di dunia sepak bola, sehingga dua tahun setelahnya ia didaulat sebagai presiden FIFA pada 1 Maret 1921.
33 tahun 12 hari, Rimet sampai saat ini menjadi yang terlama menjabat sebagai presiden FIFA.
FIFA yang pada saat itu hanya memiliki lusinan anggota dibawanya ke dalam proyek baru, yakni Piala Dunia.
Pada 1928 di bawah kepemimpinan Rimet, proyek Piala Dunia direncanakan pertama kali di Uruguay.
Asosiasi Persepakbolaan Uruguay turut berperan dalam edisi Piala Dunia pertama ini, dimana semua biaya perjalanan anggota FIFA dan negara yang berpartisipasi dibayar oleh mereka.
Rimet pun berangkat ke Uruguay dengan kapal pesiar SS Conte Verde bersama tim-tim Eropa beserta trofi di dalam tasnya.
Namun keputusan Rimet menyelenggarakan Piala Dunia di Uruguay disayangkan oleh beberapa negara Eropa.
Karena perjalanan laut yang lama akan membuat pemain-pemain mereka tak bisa bermain di kompetisi domestik.
Jadilah hanya empat negara yang tampil sebagai wakil Eropa, yakni Prancis, Belgia, Rumania, dan Yugoslavia.
Turnamen empat tahunan yang disebut Piala Jules Rimet itu pun berjalan lancar dan berlangsung setiap empat tahun hingga saat ini.
Di edisi 1974 yang diadakan di Jerman Barat, ajang Piala Dunia yang memakai trofi Jules Rimet yang membawa nama sang pencetus diganti trofi Piala Dunia FIFA.
Jules Rimet sendiri tak bisa melihat awal kisah baru dari Piala Dunia dengan trofi yang baru pada tahun 1974 karena ia wafat 18 tahun sebelumnya.
(Baca Juga: Isi Curhat Philippe Coutinho soal Peran Jose Mourinho dalam Kariernya)
Rimet meninggal dua hari setelah ulang tahunnya pada 16 Oktober 1956 di Suresnes, Prancis di usia 83 tahun.
Berdasarkan penuturan kerabat terdekat, yakni cucunya sendiri Yves Rimet, Jules Rimet adalah sosok visioner dalam olahraga.
"Humanis dan idealis, seorang yang percaya olahraga bisa membawa persatuan di dunia," ungkap Yves dilansir BolaSport.com dari laman Independent yang tayang pada 2006.
"Tak seperti kebanyakan orang pada masa itu. Ia sadar, menjadi benar-benar lebih demokrat, menggerakkan semua elemen masyarakat, bahwa olahraga internasional mesti profesional. Semuanya dalam kesetaraan," jelasnya.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar