Tepat pada 29 Oktober 2017, Gianluigi Buffon merayakan 20 tahun kariernya di tim nasional senior Italia. Sang kapten sudah merancang bakal pensiun di pengujung 2017/18.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Sekitar dua dekade silam di Moskva, Buffon, 19 tahun, tak menduga bahwa debutnya di level senior Italia terjadi di partai krusial play-off kualifikasi Piala Dunia 1998. Dia masuk menggantikan penjaga gawang Gianluca Pagliuca, yang mengalami cedera pada menit ke-32.
Buffon pun menjadi kiper termuda dalam sejarah timnas Italia, rekor yang bertahan sampai Gianluigi Donnarumma memecahkannya pada 1 September 2016.
Terlepas kemasukan gol bunuh diri Fabio Cannavaro, penampilan Buffon menuai pujian. Berbagai penyelamatan yang ia buat penting dalam mengantar Italia lolos ke PD 1998.
(Baca Juga: Zlatan Ibrahimovic Bakal Punya Peran Baru Saat Kembali Memperkuat Manchester United)
Meski debutnya menjanjikan, Buffon harus menunggu dua tahun kemudian buat menjadi si nomor satu di bawah mistar gawang Italia. Dia rutin menjadi starter selama Kualifikasi Euro 2000.
Sial bagi Buffon, dia batal mentas di Euro 2000 gara-gara mengalami cedera patah tangan saat melawan Norwegia (3/6/2000). PD 2002 merupakan ajang akbar pertama yang melibatkan dirinya sebagai kiper utama Gli Azzurri.
Prestasi terbesar dari kapten Juventus itu jelas trofi PD 2006. Buffon hanya kemasukan dua gol dan membuat 40 penyelamatan sepanjang turnamen.
Dia dinobatkan sebagai kiper terbaik dan berada di urutan kedua di belakang Cannavaro dalam Ballon d'Or 2006.
Kini, 20 tahun sudah Buffon setia mengibarkan panji Italia. Sebuah pencapaian yang jelas sulit diukir seorang pesepak bola karena dibutuhkan konsistensi kualitas bermain.
(Baca Juga: Begini Ucapan Terima Kasih Persija Jakarta untuk The Jakmania)
Berbagai rekor ia pecahkan, termasuk menjadi penampil terbanyak dalam sejarah timnas Italia (173 laga).
Hindari Antiklimaks
Tanpa diragukan, Buffon seorang legenda. Situs timnas Italia dengan bangga melabeli Buffon tak hanya seorang kapten, melainkan juga pemimpin dan simbol negeri mereka.
"Selama 20 tahun ini, kapten ikonik kami telah menjadi simbol nyata bagi timnas. Tanpa kehilangan rasa lapar, dedikasi, ataupun keterikatan pada kostum Azzurri, Buffon masih memiliki hasrat untuk meningkatkan kemampuan. Hari ini, kami ingin merayakan kesuksesan istimewa dari kapten, simbol, dan pemimpin kami," begitu tulisan di laman timnas Italia akhir Oktober lalu.
(Baca Juga: Kelas! Timnas U-19 Indonesia Tempati Pot Teratas dengan 3 Negara Kuat Ini)
Semua yang mendukung Buffon pastinya menginginkan akhir yang indah bagi kiper terbaik versi FIFA 2017 itu. Karena itu, pasukan Gian Piero Ventura dituntut tampil habis-habisan saat mereka melawan Swedia di play-off PD 2018.
Gagal mentas di Rusia tahun depan bakal menjadi sebuah penutup antiklimaks dari perjalanan panjang cemerlang karier Buffon.
"Kami harus lolos ke PD berikutnya. Ini target yang penting bagi saya sendiri dan sepak bola Italia," kata Buffon.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.816 |
Komentar