Malaysia tidak tertarik untuk menggunakan pemain naturalisasi alias pemain asing yang dialihkan kewarganegaraannya untuk memperkuat tim nasionalnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengutarakan bahwa penggunaan pemain naturalisasi hanya bisa memberi keuntungan jangka pendek.
Menurutnya, pemain naturalisasi tidak akan membuat pesepakbolaan Malaysia menjadi lebih baik sehingga tidak perlu digunakan.
"Kita memang bisa mendapat hasil bagus dalam jangka pendek lewat penggunaan pemain naturalisasi, tapi itu bukan solusi dari penyakit di sepak bola Malaysia atau upaya peningkatan sepak bola di negeri ini," ujar Khairy seperti dikutip BolaSport.com dari Free Malaysia Today.
"Banyak yang menyarankan agar kami memakai pemain naturalisasi, tapi saya rasa itu hanya akan membuat situasi jadi lebih buruk," pungkasnya.
(Baca juga: Tokoh Sepak Bola Malaysia Lontarkan Kritik Keras, Evan Dimas Bisa Terancam)
Meski demikian, timnas Malaysia kini sebenarnya memiliki satu pemain naturalisasi dalam skuatnya.
Pemain tersebut adalah Kiko Insa yang sebelumnya berkewarganegaraan Spanyol.
Kiko yang juga pernah merumput di Indonesia bersama Arema FC dan Bali United menjalani proses naturalisasi menjadi warga negara Malaysia pada Januari lalu.
Kebijakan yang ditempuh Malaysia soal pemain asing seperti yang diutarakan Khairy juga berkebalikan dari Indonesia.
Sejak beberapa tahun terakhir, penggunaan pemain naturalisasi di timnas Indonesia bukanlah hal yang asing.
Beberapa nama pemain naturalisasi yang telah memperkuat timnas Indonesia di antaranya Cristian Gonzales, Irfan Bachdim, dan Stefano Lilipaly.
Sebelum menjadi warga negara Indonesia, Gonzales adalah warga negara Uruguay, sedangkan Irfan dan Lilipaly memegang paspor Belanda.
Teranyar, Ilija Spasojevic yang belum lama dinaturalisasi dari yang sebelumnya berkewarganegaraan Montenegro telah dipanggil oleh Pelatih timnas Indonesia, Luis Milla untuk disertakan dalam skuat untuk melakoni laga uji coba bulan ini.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Freemalaysiatoday.com |
Komentar