Politisi Partai Konservatif Inggris meminta suporter sepak bola negara tersebut berhati-hati jika ingin datang ke Rusia untuk mendukung tim nasional mereka bertanding di Piala Dunia 2018.
Pernyataan itu dikeluarkan petinggi Partai Konservatif Inggris, Tom Tugendhat, menyusul kematian mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal.
Skripal mengalami percobaan pembunuhan pada 4 Maret 2018 lalu dan ditemukan di Salisbury, Inggris, sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.
(Baca juga: Laga Dramatis Terjadi di Malaysia, saat Achmad Jufriyanto Cs Bungkam Tim yang Dibela Andik Vermansah)
Tugendhat mengatakan bahwa Skripal diracun oleh pihak Rusia sendiri.
Dia pun mengingatkan para suporter Inggris yang berencana terbang ke Rusia untuk berhati-hati karena mereka berisiko menjadi sasaran balas dendam.
"Kita semua harus sangat berhati-hati karena banyak fans Inggris yang terbang ke Rusia. Mereka tidak boleh dikaitkan dengan situasi politik seperti ini," kata Tugendhat, dilansir BolaSport.com dari The Independent.
(Baca Juga: Rahasia Kesuksesan Timnas Indonesia Juarai AFF Cup 2018 Sekaligus Menang Telak Atas Brunei)
Tugendhat pun menyuarakan kekhawatiran bahwa pemerintah dan intelijen Rusia bisa berbuat ekstrem.
"Saya khawatir dengan bahaya Rusia memperlakukan para suporter Inggris menyusul tindakan pemerintah mereka," ucapnya.
Sergei Skripal adalah mantan agen Rusia yang kemudian menjadi agen ganda.
Dia dan putrinya, Yulia, masih menjalani perawatan setelah diracun dengan nerve agent, zat kimia mematikan yang menyerang sistem syaraf manusia dan direken sebagai salah satu racun paling mematikan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | theindependent.co.uk |
Komentar