Timnas Inggris dikabarkan bakal meniru metode Cristiano Ronaldo mengambil tendangan penalti untuk memutus rekor buruk mereka kala menghadapi babak tos-tosan alias babak penalti.
Dilansir BolaSport.com dari Telegraph, jelang pelaksanaan Piala Dunia di Rusia, Football Association (FA) sedang mencari cara untuk menghilangkan rekor buruk The Tree Lions saat menghadapi babak adu penalti.
Inggris menjadi tim yang paling sering kalah dalam babak tos-tosan di sejarah Piala Dunia, bersama Italia yaitu sebanyak 3 kali.
Tak hanya di kejuaraan dunia, Inggris pun juga 3 kali gagal di babak penalti di Piala Eropa, yaitu pada 1996, 2004, 2012.
Riset yang dilakukan FA termasuk dengan mengajak para pemain mengambil bagian dalam turnamen golf di dalam ruangan dan melihat bagaimana para pemain bereaksi di bawah tekanan.
Cara lain yang sedang dikembangkan yaitu meniru metode Cristiano Ronaldo dengan sedikit mengambil waktu sebelum menendang bola.
(Baca juga: Real Madrid Bakal Beri Penghormatan untuk Andres Iniesta, Bukan Barcelona!)
"Kami memiliki tim riset untuk kembali dengan beberapa temuan menarik," kata Direktur Teknik FA, Dan Ashworth.
"Bagaimana kami mengatasi masalah tersebut? Karena jika anda ingin memenangkan Piala Dunia, statistik mengatakan kepada anda bahwa anda setidaknya harus melalui satu babak adu penalti. Dan mereka (tim lain) memiliki cara yang cukup inventif untuk menghadapi itu," tambahnya.
FA menilai kegagalan para pemain Inggris dikarenakan mereka mengambil tendangan terlalu cepat.
"Jadi, ada sebuah temuan yang menunjukkan bahwa para pemain Inggris terlalu cepat mengambil bola ketika peluit dibunyikan. Ketika peluit sudah dibunykan wasit, anda punya waktu sebanyak yang anda inginkan untuk mengambil penalti," ujar Dan Ashworth.
"Sebagai sebuah tim, selama beberapa tahun kami terlalu cepat. Anda bisa lihat negara lain, mereka mengambil lebih banyak waktu. Ada beberapa pola menarik. Metode Cristiano Ronaldo dalam mengontrol diri bisa menjadi contoh," tambahnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | telegraph.co.uk |
Komentar