Minimnya pengalaman internasional dan program latihan yang berubah di tengah jalan ditengarai sebagai salah satu faktor kegagalan timnas U-22 di Kualifikasi Piala Asia U-23.
Pendapat itu disampaikan oleh mantan bek tengah timnas, Yeyen Tumena, dalam acara Forum Diskusi Bola di kantor Tabloid BOLA, Jakarta, pada Rabu (26/7/2017) siang.
Sebelum tampil di Bangkok dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-23, tim asuhan Luis Milla hanya menjalani tiga uji coba internasional menghadapi Myanmar, Kamboja, dan Puerto Riko.
Pada dua laga yang disebut terakhir, Luis Milla juga memanggil sejumlah pemain senior untuk memperkuat tim.
"Sampai saat ini, memberikan pengalaman internasional yang cukup bagi timnas masih menjadi pekerjaan rumah. Pengurus PSSI seperti masih terbiasa dengan gaya dadakan dalam mengatur jadwal partai internasional," tutur Yeyen Tumena.
Kata Yeyen lagi, sepertinya pengurus PSSI belum menyadari bahwa mengatur jadwal pertandingan timnas tidak mudah.
"Negara-negara lain sudah mengatur jadwal setahun sebelumnya. Kita tidak bisa masuk begitu saja di tengah-tengah, kecuali memiliki uang yang sangat banyak," ucap pria 41 tahun yang merupakan bagian timnas Primavera tersebut.
Sejumlah uji coba internasional yang dijadwalkan bagi timnas U-22 sebelumnya memang akhirnya batal, termasuk melawan Argentina.
Sebagai gantinya, Evan Dimas cs cuma menghadapi Persewangi Banyuwangi dan Bali United.
"Selain itu, program latihan Luis Milla juga sempat berubah setelah timnas batal menjalani pemusatan latihan di Spanyol dan tidak jadi tampil di Islamic Solidarity Games (ISG)," tutur Yeyen Tumena, mantan kapten PSM Makassar yang menjuara Liga Indonesia 1999-2000.
Ia menyebut perubahan program latihan di tengah jalan seperti itu bisa mengacaukan semua rancangan tim pelatih.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar