Ricky Fajrin adalah "korban" eksperimen pelatih tim nasional (timnas) U-22 Indonesia, Luis Milla, pada SEA Games 2017.
Mengarungi sejumlah laga menjelang SEA Games sebagai bek kiri, pemuda berusia 21 tahun itu malah didaulat menjadi bek tengah saat turnamen berlangsung.
"Ada beberapa keuntungan, salah satunya dia bisa langsung mengirimkan bola ke depan dari sisi kiri tanpa harus memindahkan bola ke kaki kanan," kata eks pemain timnas, Yeyen Tumena, memberikan analisis terkait Ricky kepada BolaSport.com.
Keputusan itu terbukti jitu karena Ricky tidak cuma membuat pertahanan timnas solid, tetapi juga berkontribusi besar dalam penguasaan bola, seperti dikatakan Yeyen.
Menurut Labbola, Ricky mampu melakukan 109 operan (93 persen sukses) atau menyamai Evan Dimas, yang bukan rahasia lagi memiliki kemampuan distribusi bola di atas rata-rata, dalam dua laga SEA Games.
Khusus Ricky, catatannya begitu menonjol saat Indonesia menang 3-0 Filipina, Kamis (17/8/2017).
Baca juga:
Dia tercatat melakukan 71 operan dengan akurasi 93 persen, tertinggi dibandingkan pemain lainnya.
"Bila harus memberikan rapor pada penampilan Ricky Fajrin melawan Filipina, saya memilih 7,5," tutur Yeyen.
Dengan statistik operan tersebut, pantaslah Ricky disebut sebagai ball-playing defender.
Lakon itu juga diambil Gerard Pique di jantung operan Barcelona.
Untuk mencari kesamaan keduanya, BolaSport.com pun coba menelaah statistik operan Pique.
Sampel yang diambil bukanlah pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona pada Piala Super Spanyol. Duel itu tergolong seimbang.
Sebagai gantinya, BolaSport.com mencari laga terakhir yang dimenangi Barcelona juga dengan skor 3-0, yaitu kontra Espanyol pada Liga Spanyol, 29 April 2017.
Seperti Ricky, Pique juga menjadi sosok paling menonjol dalam hal operan di skuat Barcelona dalam laga tersebut.
Baca juga: Virus Johan Cruyff dan Claudio Ranieri Merasuk Timnas U-22 Indonesia, Ini Buktinya
Direkam oleh Whoscored, Pique melancarkan 69 operan dengan akurasi 88 persen.
Terlihat perbedaan tipis antara Pique dan Fajrin dari statistik tersebut.
Pique melepaskan operan lebih banyak, tetapi Fajrin mencatatkan akurasi lebih baik.
Cuma, terlepas dari komparasi tersebut, Pique tentu memiliki kualitas jauh di atas mengingat jam terbangnya di Eropa.
Segala perbandingan itu cuma untuk mengetahui seberapa bagus Fajrin mengemban lakon ball-playing defender.
Yang penting, kita bisa mengatakan, "Kini, timnas U-22 memiliki bek dengan gaya main seperti Gerard Pique."
Editor | : | Anju Christian Silaban |
Sumber | : | transfermarkt.com, whoscored.com, Labbola |
Komentar