Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Vs Malaysia di Semifinal, Memori Tepisan Kurnia Meiga pada SEA Games 2013

By Jalu Wisnu Wirajati - Kamis, 24 Agustus 2017 | 18:10 WIB
Timnas Indonesia merayakan kemenangan seusai mengalahkan Malaysia lewat adu penalti dengan skor 4-3 dalam semifinal sepak bola SEA Games 2013 di Stadion Zayar Thiri, Naypyidaw, Myanmar, Kamis (19/12/2013). Timnas akan menjalani laga final melawan Thailand, Sabtu (21/12/2013).
WAWAN H PRABOWO/KOMPAS
Timnas Indonesia merayakan kemenangan seusai mengalahkan Malaysia lewat adu penalti dengan skor 4-3 dalam semifinal sepak bola SEA Games 2013 di Stadion Zayar Thiri, Naypyidaw, Myanmar, Kamis (19/12/2013). Timnas akan menjalani laga final melawan Thailand, Sabtu (21/12/2013).

 Timnas Indonesia melangkah ke semifinal SEA Games 2017 dan akan menantang tuan rumah, Malaysia. Ingatan publik pun melayang pada laga semifinal SEA Games 2013. 

Timnas Indonesia melangkah ke semifinal setelah finis kedua di Grup B berkat kemenangan 2-0 atas Kamboja, Kamis (26/8/2017).

Dua gol kemenangan timnas dicetak oleh Ezra Walian dan Febri Hariyadi. 

Indonesia finis di bawah Thailand. Sebagai peringkat kedua Grup B, pasukan Luis Milla akan menantang juara Grup A, Malaysia. 

Berbicara soal semifinal SEA Games melawan Malaysia, Indonesia punya kenangan manis pada 2013.

Laga di Myanmar itu menjadi satu-satunya pertmuan timnas versus Malaysia di babak empat besar ajang dwitahunan se-Asia Tenggara. 

Pada 2013, Indonesia menang adu penalti atas Malaysia setelah bermain imbang 1-1, 19 Desember 2013.

Kiper Kurnia Meiga menjadi bintang dengan mengantarkan tim menang 4-3 pada babak tos-tosan. 

Indonesia unggul lebih dulu melalui sontekan Bayu Gatra di menit ke-31.

Namun, lima menit menjelang waktu normal berakhir, Malaysia menyamakan skor melalui gelandang Thamil Arasu dari situasi tendangan sudut.

Konsentrasi yang menurun di akhir laga, membuat tiket ke final, untuk sementara melayang.

Adu penalti Indonesia vs Malaysia, Kamis, identik dengan final SEA Games 2011.

Kala itu, Malaysia memenangi adu penalti dengan skor sama 4-3, setelah imbang 1-1 selama 120 menit.

Pada 2011, dua algojo penalti Indonesia, Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga, gagal. Penendang Malaysia yang gagal Ahmad Fakri

Saarani. Kali ini, Malaysia yang kalah setelah bola tendangan Thamil Arasu dan Saad Shahrul ditepis kiper Kurnia Meiga.

Di kubu Indonesia, hanya Manahati Lestusen yang gagal karena bola sepakannya melambung ke atas gawang.

 

Lolos ujian berat

Meiga tampil brilian dalam adu penalti. Pemain klub Arema Indonesia itu tampil percaya diri berkat tempaan di klub dan tim nasional senior.

Mental Meiga mengalami ujian berat saat kemasukan 20 gol kala berhadapan dengan pemain-pemain kelas dunia yang membela tim nasional Belanda, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea, awal tahun ini.

Pelatih tim nasional senior waktu itu, Jacksen F Tiago, mengakui Meiga sempat terpukul tetapi mental dan kepercayaan dirinya cepat pulih.

”Saya percaya dia akan menjadi kiper yang lebih baik,” kata Jacksen.

Keyakinan pelatih asal Brasil itu terbukti, tepisan Meiga membawa Indonesia ke final untuk kedua kali setelah SEA Games 2011.

Kejelian Meiga membaca arah bola sudah terlihat saat latihan adu penalti sehari sebelum melawan Malaysia.

Kiper yang saat itu berusia 23 tahun tersebut sukses menepis bola yang meluncur keras tendangan Andik Vermansah, Alfin Tuasalamony, dan Syaifuddin.

”Persiapan kami lebih baik tahun ini. Kami sering berlatih (mengantisipasi tendangan penalti),” ujar Meiga, kepada wartawan Kompas, Agung Setyahadi, di Naypyidaw, Myanmar.

”Kami juga mendapat situasi bagus saat menjalani adu penalti (melawan Turki) di Islamic Solidarity Games. Situasi itu sangat membantu para pemain percaya diri,” ujar pelatih tim Indonesia U-23 Rahmad Darmawan.

Situasi itu, lanjut Rahmad, membuat perbedaan sangat besar dengan final SEA Games 2011.

Dua tahun lalu, beberapa pemain menolak saat ditunjuk sebagai eksekutor.

”Kali ini, justru para pemain yang meminta supaya menjadi penendang penalti,” ungkap Rahmad.

Setelah semifinal ini, ”Garuda Muda” akan menjalani program pemulihan fisik.

Dua tahun lalu, salah satu penyebab Indonesia kalah di final adalah pemulihan fisik yang kurang bagus setelah melawan Vietnam.

Para pemain kelelahan dan sulit tampil maksimal.

Kali ini, tim sudah memiliki sistem pemulihan kebugaran melalui terapi air dingin yang efektif memulihkan kebugaran dan mencegah cedera.

Pelatih tim Malaysia U-23 Ong Kim Swee juga mengakui kekalahan timnya dari Indonesia karena pemain masih lelah setelah melawan Vietnam di laga terakhir Grup A. 


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Harian Kompas, kompas.id

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
16
39
2
Chelsea
17
35
3
Arsenal
17
33
4
Nottm Forest
17
31
5
Bournemouth
17
28
6
Aston Villa
17
28
7
Man City
17
27
8
Newcastle
17
26
9
Fulham
17
25
10
Brighton
17
25
Klub
D
P
1
Persebaya
16
37
2
Persib
15
35
3
Persija Jakarta
16
28
4
PSM
16
27
5
Borneo
16
26
6
Dewa United
16
25
7
Arema
16
25
8
Bali United
15
24
9
Persik
16
24
10
Persita
16
24
Klub
D
P
1
Atlético Madrid
18
41
2
Real Madrid
18
40
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Atalanta
17
40
2
Napoli
17
38
3
Inter
15
34
4
Lazio
17
34
5
Fiorentina
15
31
6
Juventus
17
31
7
Bologna
16
28
8
Milan
16
26
9
Udinese
16
20
10
Roma
17
19
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X