Akhirnya, derby klasik antara Indonesia dan Malaysia terjadi di semifinal cabang sepak bola SEA Games 2017.
Malaysia berhasil menjadi juara Grup A dengan nilai 12, setelah mengalahkan Laos 3-1.
Sedangkan Indonesia menjadi runner-up Grup B dengan nilai 11, di bawah Thailand yang meraup nilai 13.
Pada laga terakhir Grup B, Indonesia menekuk Kamboja 2-0.
Pertemuan Indonesia dan Malaysia di semifinal cabang sepak bola SEA Games, Sabtu (26/8/2017), akan menjadi pertarungan panas dan ketat.
Apalagi, selama ini memang pertemuan Indonesia dan Malaysia di setiap ajang olahraga selalu panas.
Sebuah derby klasik yang selalu penuh aroma dan cerita.
Bumbu-bumbu sinisme ditaburkan, karena memang sejarah kedua negara serumpun ini memiliki hubungan emosional.
Maka, semifinal antara Indonesia dan Malaysia bisa jadi menjadi laga terbesar di SEA Games 2017.
Panasnya pertarungan ini tak hanya di lapangan, tapi juga di dunia maya.
Apalagi, belum lama muncul ketegangan karena panitia salah mencetak bendera Indonesia di buku panduan.
Warna merah berada di bawah dan putih di atas, hingga muncul kemarahan dan kekecewaan.
Rasa sakit hati dan kecewa karena bendera Indonesia terbalik belum pudar juga.
Apalagi, kemudian muncul perang di dunia maya sampai muncul tagar #shameonyouindonesia.
Memang, secara resmi pemerintah Malaysia lewat menteri olahraga mereka sudah meminta maaf.
Tapi, perang di dunia maya belum berakhir.
Bahkan, setelah muncul tagar #shameonyoumalaysia, kemudian dibalas dengan tagar #shameonyouindonesia.
Tak hanya itu, saling serang terus berlangsung.
Di akun Facebook Troll Asean Games, misalnya, nama Indonesia bahkan dinafikan untuk SEA Games ke0-29 dan digantikan oleh Polandia.
Sekadar info, warna bendera Polandia sama dengan Indonesia, hanya beda letaknya.
Dalam bendera Polandia, warna putih di atas dan merah di bawah.
Nah, unggahan Troll Asean itu seolah menyindir bahwa Indonesia tak perlu ada di SEA Games karena diganti Polandia.
Bahkan, teaser unggahan itu adalah, "Welcome Poland to the 29th SEA Games. Bye bye Indonesia. And Brunei, when did you change the national flag?"
Memang tak perlu berlebihan menanggapi kesalahan memasang bendera Merah Putih.
Begitu juga dalam menanggapi hinaan sebagian oknum warga lewat internet.
Jika sepak bola menjadi salah satu cabang terbesar dan terhormat, maka cukup menjawab di lapangan hijau.
Saatnya Indonesia menegakkan kehormatan lewat permainan sportif sepak bola.
Permainan menarik Indonesia yang dinamis dan sulit ditembus, tinggal ditingkatkan untuk memberikan yang terbaik di semifinal.
Hasil memang penting. Tapi, permainan yang terhormat dan menghibur jauh lebih penting.
Sehingga, kekalahan bukan menjadi sebuah kehinaan.
Tapi, kemenangan dengan permainan terbaik akan lebih indah dan membuat Merah Putih tegar berkibar.
Selamat bertarung Indonesia, Garuda ada di dada. (*)
Editor | : | Hery Prasetyo |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar