Timnas U-23 Indonesia telah melewati 7 laga internasional sepanjang 2018. Bagaimana rapor penampilan Garuda Muda?
Mengingat laga kontra Islandia berstatus timnas senior, pertandingan internasional pertama yang diikuti Septian David Maulana cs pada tahun ini adalah saat bertandang ke Singapura.
Skuat Garuda Muda lantas melakoni tiga laga di PSSI Anniversary Cup 2018 melawan Bahrain, Korea Utara, serta Uzbekistan.
Selepas itu, tim asuhan Luis Milla melakoni dua partai kontra Thailand sebelum ditutup dengan pertandingan melawan Korea Selatan.
(Baca Juga: Evan Dimas Tersisih karena Strategi Luis Milla?)
BolaSport.com merangkum rapor Timnas U-23 Indonesia dalam sejumlah elemen sebagai berikut:
1. Komposisi
Luis Milla selalu mengutak-atik komposisi starting XI tim asuhannya dari satu laga ke laga lain.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Labbola, Milla tercatat sudah menurunkan 25 pemain berbeda di sepak mula pada ketujuh laga internasional tersebut.
Dalam hitungan hingga dua bulan menjelang Asian Games, Milla seperti masih belum menemukan komposisi terbaiknya, termasuk dengan menurunkan Stefano Lilipaly di laga pamungkas versus Korea Selatan. Hanya lini tengah yang relatif aman dari utak-atik Milla.
Di pos gelandang bertahan, duet M. Hargianto dan Zulfiandi lima kali dipasangkan bersamaan. Pada sepasang laga terakhir, Hargianto kemudian dipasangkan dengan Hanif Sjahbandi serta Nelson Alom.
Pada pos gelandang serang, Septian David serta Febri Hariyadi sepertinya sudah mencuri hati Milla.
Winger milik Persebaya, Osvaldo Haay (4 kali starter), awalnya terlihat bakal menjadi gelandang serang ketiga dalam formasi 4-2-3-1 alih-alih Saddil Ramdani (2).
Namun, penurunan performa Osvaldo beberapa waktu belakangan membuat posisinya kemungkinan besar tergeser oleh Riko Simanjuntak bila winger Persija ini dipilih sebagai satu dari tiga pemain senior untuk Asian Games.
Untuk pos bek, satu-satunya yang sudah menerima garansi ialah Hansamu Yama. Milla masih terus mencari pendamping Hansamu di pos bek tengah.
(Baca Juga: Bintang West Ham Ladies Bantu Geliat Sepak Bola Perempuan Jakarta)
Sang pelatih juga masih terus mempertimbangkan pemilihan Putu Gede atau Gavin Kwan sebagai bek kanan atau antara Rezaldi Hehanussa dan Ricky Fajrin di sisi seberangnya.
Sementara untuk pos ujung tombak, permainan impresif yang diperlihatkan Beto Goncalves ketika menghadapi Thailand dan Korea Selatan bisa membuatnya sebagai pilihan utama.
2. Gol
Usai partai terakhir melawan Korea Selatan, Beto menyebut kekalahan Timnas U-23 Indonesia tak lepas dari faktor keberuntungan.
Bomber milik Sriwijaya FC itu mengatakan ia dan rekan-rekannya sebenarnya memiliki banyak peluang. Data Labbola memperlihatkan pernyataan Beto tidak keliru.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com, Timnas U-23 Indonesia punya kesempatan melepas 18 tembakan dalam pertandingan tersebut. Jumlah itu lebih banyak 1 tembakan dibanding tim tamu.
Masalahnya, 6 tembakan tepat yang dilepas Hansamu cs hanya berbuah 1 gol, sementara Korea Selatan bisa mencetak 2 gol dari 7 shot on target.
Jerman Wajib Tentukan Takdir Sendiri https://t.co/SUtZPKTeps
— BolaSport.com (@BolaSportcom) June 27, 2018
Sepanjang 2018, Timnas U-23 Indonesia membukukan 77 tembakan (11 shot per pertandingan) walau hanya 31 yang tepat sasaran dan cuma membuahkan lima gol. Adapun 5 gol lawan berasal dari 81 tembakan (30 shot on target).
Timnas U-23 Indonesia juga bisa menciptakan total 64 peluang dalam 7 laga internasionalnya pada 2018.
Artinya, bila lebih baik dalam memaksimalkan peluang yang ada seperti beberapa kali disampaikan Milla, ketajaman Timnas U-23 Indonesia tentunya lebih baik.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup E, Brasil Punya 1 Musuh Berat)
3. Jawaban Lini Depan
Ilija Spasojevic awalnya digadang-gadang sebagai calon bomber utama Timnas U-23 Indonesia di Asian Games 2018.
Penyerang naturalisasi itu tampil bagus dalam laga debutnya kontra Suriah dan kemudian menciptakan gol perdana saat menghadapi Guyana. Tapi, belakangan performa eks Bhayangkara FC itu terus melorot ke titik nadir.
Sejumlah pemain yang diperkirakan bisa menggantikan peran Spaso juga setali tiga uang bila tak bisa dibilang lebih buruk.
Hanya, belakangan muncul Beto Goncalves yang bisa jadi merupakan jawaban dari pusingnya Milla melihat ketajaman tim asuhannya.
Penyerang 37 tahun ini memang belum bisa menciptakan gol kendati sudah dua kali dimainkan sebagai starter di Tim Garuda Muda.
Sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Labbola, Beto mencatatkan 4 tembakan (2 tepat sasaran) dan bisa menciptakan 6 peluang.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Catatan itu relatif lebih baik dibanding Spaso (3 tembakan tanpa ada yang tepat dan 2 peluang), Lerby Eliandry (1 tembakan melenceng dan 1 peluang), maupun Stefano Lilipaly (hanya menciptakan 1 peluang).
Penampilan impresif Beto seakan mengisyaratkan tipe penyerang seperti ini yang sebenarnya dibutuhkan oleh Milla, bukan model target man sebagaimana Spaso, Lerby, atau bahkan Ezra Walian.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, Labbola.com |
Komentar