Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Alasan Kontrak Luis Milla Layak Diperpanjang

By Andrew Sihombing - Rabu, 29 Agustus 2018 | 14:34 WIB
    Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, mencoba menenangkan para pemainnya dari tepi lapangan pada laga Grup A Asian Games 2018 versus Palestina di Stadion Patrtiot, 15 Agustus 2018.
FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, mencoba menenangkan para pemainnya dari tepi lapangan pada laga Grup A Asian Games 2018 versus Palestina di Stadion Patrtiot, 15 Agustus 2018.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa (28/8/2018), PSSI resmi mengajukan perpanjangan kontrak setahun kepada Luis Milla.

Keputusan memperpanjang kontrak Milla itu didapat lewat rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

"Kami memutuskan bahwa Luis Milla tetap dipercayakan menukangi timnas senior di Piala AFF 2018," kata Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, kepada BolaSport.com dari wartawan lain.

"Kami memperpanjang kontrak hingga satu tahun ke depan," ucap Edy.

(Baca Juga: Ini Alasan PSSI Pertahankan Luis Milla)

(Baca Juga: Dipertahankan PSSI, Ini Lawan Uji Coba Pertama Luis Milla bersama Timnas Indonesia)

Keputusan ini mendapat sambutan positif dari publik. Milla memang dinilai telah memberikan warna baru pada permainan timnas U-23 Indonesia sehingga layak diberi perpanjangan kontrak.

Berdasarkan analisis BolaSport.com, berikut sejumlah alasan yang membuat pelatih asal Spanyol ini memang layak diberi perpanjangan masa bakti:

1. Pola permainan jelas


Para pemain timnas u-23 Indonesia merayakan gol Stefano Lilipaly ke gawang Hong Kong pada laga Grup A Asian Games 2018 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (20/8/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

Tidak percuma Milla diberi keleluasaan menggelar banyak sesi pemusatan latihan.

Evan Dimas cs di timnas U-23 kian fasih memeragakan penguasaan bola berbasis operan pendek sebagaimana diinginkan sang pelatih.

Sepanjang era Milla, timnas U-23 Indonesia mencatatkan rekor 666 operan saat menghadapi Laos di fase grup Asian Games 2018.

Tingkat operan sukses di laga itu juga terbilang sangat baik, yakni 86 persen (577 operan tepat).

(Baca Juga: Asian Games 2018 - Kembali Kawinkan Emas Nomor Kata, Karateka Jepang Langsung Tatap Olimpiade 2020)

Pemain-pemain yang sedang tidak menguasai bola pun kini sudah memahami betul mesti bergerak ke arah mana.

Pola serangan yang mengandalkan sektor sayap dengan sesekali menusuk dari tengah begitu kental terlihat.

Pemain belakang pun tak cuma sekadar bertugas mengamankan pertahanan, namun turut berperan membangun serangan.

2. Berani mencoba pemain


Aksi pemain sayap timnas u-23 Indonesia, Saddil Ramdani, saat menghadapi timnas u-23 Laos di babak penyisihan Grup A cabang sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

Milla pernah menyebut bahwa ia memilih pemain untuk timnas berdasarkan data jelas dan penampilan di kompetisi domestik.

Ini yang membuatnya tak ragu memanggil pemain seperti Zulfiandi, yang tampil luar biasa di Piala Presiden 2018, ke timnas kendati kalah pamor dengan muka lama seperti M. Hargianto.

(Baca Juga: Indonesia Raih 20 Emas Plus 1 All-Indonesian Final, Menpora Sebut Ada Hal yang Lebih Penting)

Ia juga tak segan memanggil Irfan Jaya setelah tampil oke di Liga 2 2017.

Nasib serupa dialami oleh Saddil Ramdani. Kendati baru berusia 19 tahun dan menjadi pemain termuda di skuat timnas U-23 Indonesia untuk

Asian Games 2018, Saddil akhirnya menjustifikasi pemanggilannya lewat kinerja apik bersama Garuda Muda.

3. Jeli melihat kemampuan pemain


Selebrasi Septian David dalam laga persahabatan melawan Suriah di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kamis (16/11/2017). ( BOLASPORT.COM/HERKA YANIS )

Salah satu kelebihan Milla tak lain kejeliannya melihat kualitas tersembunyi yang dimiliki pemainnya.

Banyak pemain timnas U-23 Indonesia yang dimainkan di posisi berbeda dibanding saat memperkuat klub masing-masing.

Lihat saja Septian David Maulana, yang diubahnya menjadi playmaker jempolan pada posisi di belakang striker alih-alih pemain sayap seperti ketika membela Mitra Kukar.

Bukan cuma Septian, Gavin Kwan Adsit juga mendapat instruksi baru dari Milla sebagai bek kanan.

Terbukti pemain asal Bali ini bisa menjalankan tugas sebagai bek kanan dengan sangat baik.

Saat kekurangan bek tengah, Milla tak segan menurunkan Ricky Fajrin pada posisi tersebut.

Bek asal Semarang yang tampil di pos kiri pertahanan Bali United ini justru bisa menjadi rekan duet sepadan bagi Hansamu Yama.

4. Respek dari pemain


Pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla (ketiga dari kiri/menduduki bola), berbicara kepada para pemain sebelum memulai sesi latihan di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018). ( HERPIN DEWANTO/HARIAN KOMPAS )

Reputasi Milla sebagai pemain hebat dan pelatih juara membantunya mendapatkan rasa hormat dari pemain.

Milla pernah berkarier sebagai gelandang di tim sebesar Barcelona, Real Madrid, dan Valencia, serta membawa timnas U-21 Spanyol menjadi juara Eropa pada 2011.

(Baca Juga: Indonesia Tambah Emas Melalui Karateka Rifki Ardiansyah Arrosyiid)

Nilai plus sang pelatih juga karena bisa membangun kedekatan dengan para pemain.

"Luis Milla bukan hanya mengajarkan kami di dalam lapangan, tetapi juga hal-hal di luar lapangan, seperti kedisiplinan dan pentingnya menghargai waktu," kata bek muda Persija, Rezaldi Hehanussa.

5. Keberanian Taktikal


Gelandang tim nasional U-23 Indonesia, Febri Hariyadi, beraksi pada pertandingan lanjutan Grup A sepak bola Asian Games 2018 kontra Laos, di Stadion Patriot, Jumat (17/8/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

Milla memperlihatkan keberanian yang nyaris tak pernah terlihat dari pelatih lokal saat timnas U-23 Indonesia menghadapi Uni Emirat Arab pada laga 16 besar Asian Games 2018.

Saat kalah dari UEA di babak 16 besar Asian Games 2018, Milla menarik bek tengah dan menggantinya dengan Septian David Maulana. Tak cuma itu, Febri Hariyadi pun diinstruksikannya menempati pos baru sebagai bek kiri.

Hal ini dilakukan demi menambah daya gedor Garuda Muda, yang saat itu sedang tertinggal. Taktik ini berjalan baik. Septian David Maulana menjadi aktor kunci hasil imbang 2-2 yang dibukukan kedua tim di waktu normal.

Sebelumnya, pada pertandingan melawan timnas U-23 Palestina di fase grup, Milla juga menerapkan skema false nine dengan menempatkan Stefano Lilipaly sebagai penyerang palsu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Andrew Sihombing
Sumber : BolaSport.com

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
29
70
2
Arsenal
29
58
3
Nottm Forest
29
54
4
Chelsea
29
49
5
Man City
29
48
6
Newcastle
28
47
7
Brighton
29
47
8
Fulham
29
45
9
Aston Villa
29
45
10
Bournemouth
29
44
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Barcelona
27
60
2
Real Madrid
28
60
3
Atlético Madrid
28
56
4
Athletic Club
28
52
5
Villarreal
27
44
6
Real Betis
28
44
7
Mallorca
28
40
8
Celta Vigo
28
39
9
Rayo Vallecano
28
37
10
Sevilla
28
36
Klub
D
P
1
Inter
29
64
2
Napoli
29
61
3
Atalanta
29
58
4
Bologna
29
53
5
Juventus
29
52
6
Lazio
29
51
7
Roma
29
49
8
Fiorentina
29
48
9
Milan
29
47
10
Udinese
29
40
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X