Selama 10 tahun terakhir, tim nasional sepak bola Indonesia tidak ramah dengan pelatih lokal. Bagaimana peran dan kans pelatih lokal di timnas Indonesia?
Penulis: Ferry Tri Adi
Dalam 10 tahun terakhir, terdapat 6 nama asing yang menangani timnas Indonesia. Empat pelatih Indonesia juga masuk daftar, tetapi tiga di antaranya hanya sebagai caretaker.
Isu yang mengapung soal tidak ramahnya timnas Indonesia dengan pelatih lokal ialah perihal manajemen pemain.
Pelatih lokal dianggap tak bisa mencegah intervensi dan tidak dihormati pemain bintang.
Karena itu, pelatih lokal paling banter cuma berperan sebagai caretaker alias pelatih pengganti sementara.
Namun, ternyata isu tersebut dibantah Rahmad Darmawan, mantan caretaker timnas.
Pelatih 51 tahun itu punya cara sendiri untuk mengantisipasi hal tersebut. Ia selalu memberi ruang diskusi kepada para pemainnya.
Sementara untuk soal disiplin, Rahmad Darmawan juga berlaku tegas.
“Saya tidak punya pengalaman diintervensi atau tidak dihormati pemain waktu menjadi caretaker pelatih timnas dua kali."
"Pertama pada 2011 waktu Indonesia tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2014 dan Kualifikasi Piala Asia 2015. Saya memang belum pernah reguler melatih timnas senior. Namun, saya tahu hal itu mungkin terjadi," ucap Rahmad Darmawan.
(Baca Juga: Saat Indonesia Masih Menunggu Luis Milla, Laos Pakai Pelatih Singapura di Piala AFF 2018)
"Karena itu, saya memberi ruang kepada pemain untuk berdiskusi. Soal disiplin saya juga tegas. Kalau mereka indisipliner, tetap saya keluarkan. Selama pengalaman saya, pemain hormat kepada saya. Mereka tahu fungsi dan tugasnya,” tuturnya lagi.
Rahmad Darmawan juga tak menampik bahwa faktor bintang bisa menyebabkan pemain sulit diatur.
Namun, ketegasan dalam melakukan aturan menjadi senjata ampuh dalam memanajemen pemain.
“Saya pernah menukangi Indonesia U-23 secara reguler. Beberapa pemain saya memang pemain bintang di klub. Namun, saya tidak pernah punya masalah dengan mereka."
"Kalau ada kasus, saya tegas. Intinya, semua saya lakukan dengan adil. Saya menerapkan aturan sesuai kesepakatan bersama. Kalau melanggar harus menerima konsekuensi,” kata pelatih kelahiran Lampung 51 tahun lalu itu.
(Baca Juga: Analisis Statistik dan Hasil Timnas Indonesia di Bawah Bima Sakti)
Komentar Rahmad Darmawan seakan menegaskan bahwa isu soal intervensi dan respek bergantung kepada pelatih. Setiap pelatih tentu punya cara masing-masing.
Bukan tidak mungkin, ketiadaaan ruang untuk berbicara dan diskusi membuat pemain tak lagi menaruh respek kepada pelatih.
Sementara ketidaktegasan bisa memunculkan invervensi entah dari pemain maupun manajemen.
“Saya berusaha memberi pemain ruang berpendapat. Namun, seringnya mereka malah segan. Mereka jadi hormat pada saya. Saya juga tidak pernah mengalami intervensi dari manajemen. Saya harus tegas. Begitu pun ketika saya memegang timnas, tidak ada intervensi dari PSSI atau pihak mana pun,” ujar Rahmad Darmawan.
DAFTAR PELATIH INDONESIA DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
2008–2010 Benny Dollo
2010–2011 Alfred Riedl (Austria)
2011 Rahmad Darmawan (Caretaker)
2011–2012 Wilhelmus Rijsbergen (Belanda)
2012 Aji Santoso (Caretaker)
2012–2013 Nil Maizar
2013 Luis Manuel Blanco (Argentina)
2013 Rahmad Darmawan (Caretaker)
2013 Jacksen F. Tiago (Brasil)
2013–2014 Alfred Riedl (Austria)
2015 Benny Dollo (Interim)
2015 Pieter Huistra (Belanda)
2016 Alfred Riedl (Austria)
2017-... Luis Milla (Spanyol)
*Tulisan ini dimuat di Tabloid BOLA edisi 2911, terbit Selasa (9/10/2018).
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar