"Selama saya menjadi pemain timnas, saya hormat kepada semua pelatih yang menangani Merah-Putih. Saya pribadi lebih melihat soal kualitas kepelatihan. Biasanya memang pelatih asing lebih disiplin. Mereka lebih tegas. Memang ada beberapa pemain yang punya pikiran untuk tidak respek kepada pelatih," katanya.
AC Milan Selangkah Lagi Pecahkan Rekor Transfer demi Datangkan The Next Kaka https://t.co/mSLTVV7Ogi
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 11 Oktober 2018
"Selama pelatih adil dalam pemilihan pemain, respek akan datang dengan sendirinya. Peraturan berlaku untuk semuanya, tanpa terkecuali. Pelatih tegas pasti menuai respek. Biasanya mungkin, pemain yang selalu dicadangkan punya kecenderungan mengumpat alias tidak menaruh respek kepada pelatih,” ujar Charis.
Ketegasan juga menjadi hal yang ditekankan Zulkifli Syukur.
Pemain yang sempat membela timnas pada 2010-2014 itu lebih nyaman dengan pelatih asing. Selain ketegasan, Zulkifli menggarisbawahi soal keadilan.
“Saya jujur lebih suka pelatih asing. Mereka lebih disiplin dan tegas dalam menerapkan aturan. Mereka juga adil dalam pemilihan pemain. Semua pemain dilihat dari performa bukan nama besar,” ujar Zulkifli.
Bukan Jose Mourinho, Alasan Performa Buruk Paul Pogba adalah Trofi Piala Dunia 2018 https://t.co/mHqgYel1R2
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 11 Oktober 2018
Bek kanan 34 tahun itu juga menyebut pelatih lokal kerap kali diintervensi manajemen dan kurang adil dalam memilih pemain.
“Kebiasaan pelatih lokal itu mudah diintervensi. Misal saja dalam susunan starting eleven. Seharusnya itu hanya area pelatih. Namun, masih saja saya temui kalau pelatih kudu mendapat persetujuan dari manajemen dalam menyusun pemain starter," katanya.
"Publik tidak tahu kalau sering kali pelatih dan manajemen tak sejalan. Padahal, pemilihan pemain sepenuhnya wewenang pelatih. Mereka juga tahu kalau sorotan mengarah ke pelatih soal baik atau buruknya tim. Namun, kenapa mereka masih saja diintervensi?” kata Zulkifli.
Tak cuma itu, Zulkifli menilai kalau pelatih asing lebih bertanggung jawab.
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar