Winger timnas Indonesia, Andik Vermansah, angkat bicara terkait dengan tak dipanggilnya Boaz Solossa dalam skuat yang dipersiapkan untuk Piala AFF 2018.
Tak dipanggilnya Boaz Solossa di tubuh skuat timnas Indonesia menjelang tampil di ajang Piala AFF 2018 menimbulkan pertanyaan besar.
Andik Vermansah pun mengakui, sulitnya mencari sosok yang bakal menjadi pemimpin timnas Indonesia saat berada di atas lapangan pada ajang Piala AFF 2018.
(Baca Juga: 5 Pemain yang Punya Peran Krusial di Piala AFF 2018 Versi Media Asing, Ada Gelandang Timnas Indonesia)
Bahkan, dikatakan Andik bahwa publik Benua Kuning bakal merindukan sosok kapten Persipura Jayapura tersebut.
"Jujur menurut saya, kami kesulitan untuk mencari pengganti kakak Boaz," ujar Andik Vermansah.
Baca juga
- Karena 4 Pemain Timnas U-19 Indonesia Ini, AFC Yakin Indonesia Punya Lini Serang Mematikan di Masa Depan
- 8 Pemain Mencuri Perhatian di Piala Asia U-19 2018 Versi AFC, Timnas U-19 Indonesia Kirim Satu Wakil
- Jelang Laga Kontra Jepang, Titik Lemah Timnas U-19 Indonesia Diungkap Pelatih Malaysia
"Mungkin bukan hanya saya saja, tetapi seluruh Asia juga akan senang andai bisa melihat Boaz berlaga," katanya menambahkan.
Meski begitu, pemain berusia 26 tahun ini menyerahkan semua keputusan kepada tim pelatih.
"Tetapi semuanya kembali pada keputusan pelatih, tapi karena di Sea Games dan Asian Games mereka dapat pemain-pemain baru yang membuatnya tergeser," ujar Andik.
"Kita tetap rindu dengan sosok Boaz Solossa."
Pertama kali dalam sejarah tanpa talenta asal Papua
Dari 23 nama yang telah dipilih, tak muncul satu pun pemain asli Papua.
Padahal seperti banyak diketahui jika kualitas dan talenta pesepak bola Papua mendapat banyak pengakuan.
Pada awal gelaran Piala AFF 1996 (saat itu Piala Tiger), nama Aples Gideon Tecuari dan Chris Yarangga menjadi pemain Papua pertama yang membela panji Garuda.
Terkhusus Aples Tecuari, ia adalah pemain belakang yang merupakan salah satu pesepak bola terbaik tanah Papua saat itu.
Pada 1998 ada nama Alexander Pulalo dan disusul musim-musim selanjutnya yakni Eduard Ivakdalam pada Piala Tiger 2000.
Selanjutnya di ajang 2000-an barulah muncul nama-nama yang hingga kini tak begitu asing karena sebagian mereka masih ada yang berkarier.
Seperti saat Piala Tiger 2002 kembali nama Aples Tecuari menjadi andalan dibarengi satu pemain lincah, Elie Aiboy.
Pada gelaran selanjutnya yakni musim 2004 pun dapat dibilang sebagai lahirnya talenta terbaik tanah Papua, yakni Boaz Solossa.
Bahkan hingga kini nama Boaz abadi dikenal sebagai primadona Pulau Cenderawasih.
Lalu tradisi Papua di timnas Indonesia dilanjutkan oleh Elie Aiboy, Erol Iba (2007), Ian Louis Kabes (2008), Yesaya Desnam dan Oktovianus Maniani (2010).
Selanjutnya Elie Aiboy, Vendry Mofu, dan Maniani (2010), Immanuel Wanggai dan Boaz Solossa (2014), dan edisi terakhir 2016 yakni Yanto Basna dan Boaz.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar