Timnas Indonesia gagal mengkonversi kekayaan umpan menjadi peluang, saat kalah dari timnas Singapura di laga Piala AFF 2018.
Timnas Indonesia kalah 0-1 dari timnas Singapura pada partai pertama Piala AFF 2018.
Gol tunggal Hariss Harun di Piala AFF 2018, memastikan kemenangan timnas Singapura atas timnas Indonesia di Stadion Nasional Singapura, Jumat (9/11/2018).
Singapore’s skipper Hariss Harun pounces on the rebound and smashes it past the keeper!#AFFSuzukiCup18 #TimeToShine #SGPvIND
Follow the match LIVE: https://t.co/iqVghXe0Ru pic.twitter.com/8XvqK5Lhcy
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) 9 November 2018
Hasil tersebut membuat timnas Indonesia harus menempati posisi keempat klasemen grup B Piala AFF 2018, sedang timnas Singapura berada di urutan kedua.
Sejatinya skuat Merah Putih menerapkan gaya permainan dengan umpan dari kaki ke kaki ala Luis Milla, seperti janji Bima Sakti.
Hal tersebut tampak dari catatan Labbola yang dikutip BolaSport.com, di mana Indonesia unggul dalam aspek penguasaan dan jumlah umpan.
Hansamu Yama dkk unggul penguasaan hingga mencapai 62 persen di laga tersebut.
Piala AFF 2018: Timnas Indonesia Raih Prestasi Terbaik Saat Kalah di Laga Pertama https://t.co/EZoRF6yiv5
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 9 November 2018
Soal kualitas dan kuantitas umpan Indonesia juga begitu kaya.
Total umpan Indonesia sepanjang laga adalah 468 umpan, berbanding 282 umpan milik lawan.
Secara kualitas, akurasi umpan Indonesia mencapai 79 persen, unggul atas Singapura yang hanya 69 persen.
Piala AFF 2018: Hansamu Yama dan Rekam Jejak Timnas Indonesia Saat Dikapteni Pemain Belakang https://t.co/TLbrRs6Q3i
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 8 November 2018
Namum, timnas Indonesia gagal mengonversi kekayaan umpan menjadi peluang.
Sepanjang laga, lini serang yang digalang Albeto Goncalves hanya menciptakan empat tembakan, di mana hanya satu yang tepat sasaran!
Padahal tuan rumah mampu menciptakan 12 peluang, empat di antaranya menemui sasaran dan berbuah satu gol.
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | labbola.com |
Komentar