Perjalanan karier Simon McMenemy menjadi timnas Indonesia bisa dibilang penuh lika-liku. Mengawali karier sebagai asisten pelatih di klub Liga Inggris, Simon berkelana hingga wilayah Asia Tenggara untuk melatih timnas Filipina hingga Indonesia.
PSSI secara resmi mengumumkan bahwa Simon McMenemy dipercaya menjadi pelatih timnas Indonesia level senior di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/12/2018).
Simon McMenemy dipercaya membesut tim Garuda selama dua musim.
Juru taktik asal Skotlandia itu menggantikan Bima Sakti yang sebelumnya dipercaya menjadi pelatih timnas Indonesia di Piala AFF 2018.
Perjalanan panjang dilakukan Simon McMenemy sebelum akhirnya berlabuh menjadi juru taktik pasukan garuda.
Karier kepelatihan Simon dimulai pada 2009 ssat menjadi asisten pelatih Haywards Heath Town sebuah klub Liga Inggris di kompetisi Sussex County League (kasta 9 liga Inggris).
(Baca Juga: Hamka Hamzah Geram dengan Tuduhan Pengaturan Skor di Final Piala AFF 2010)
Dilansir BolaSport.com dari BBC, Simon memiliki kesempatan mengobrol melalui Facebook dengan dua saudaranya dari Filipina, Simon dan Paul Greatwich yang ia latih pada 2010.
Mereka mengatakan jabatan untuk pelatih kepala timnas Filipina saat itu tengah kosong, dan Simon dengan berani mencalonkan diri meski hanya berstatus sebagai pelatih tim non-liga.
Federasi Sepak Bola Filipina saat itu terkesan dan Simon McMenemy langsung ditugasi tugas berat menghadapi Piala AFF 2010.
Simon sukses menjadi pengubah nasib tim berjuluk The Azkals. Ditopang skuat yang sebagian besar merupakan pemain berdarah campuran, Simon mengawal Filipina hingga semifinal Piala AFF 2010.
Mereka kalah dari Indonesia di semifinal dengan agregat 0-2. Meski kalah, Ada sejumlah perubahan dari Filipina untuk sepak bola.
"Kami menyadari perubahan saat kami kembali (pulang ke Filipina). Ada orang-orang yang menyambut kami di bandara. Rasanya seperti kelahiran olahraga baru di Filipina," ujar Simon saat itu.
Selepas menukangi Filipina, banyak tawaran datang untuk Simon di kawasan Asia Tenggara. Vietnam lebih dulu menarik perhatian pelatih 32 tahun tersebut.
Ia menukangi klub Vietnam, Dong Tam Lom An pada 2011. Setelah itu, baru lah ia memulai petualangan di pesepak bolaan Indonesia.
Pelatih kelahiran Aberdeen, 6 Desember 1977 itu memilih melatih Mitra Kukar. Saat itu, ia menggantikan Benny Dollo hingga akhir musim.
Petualangan Simon berlanjut ke Pelita Bandung Raya pada 2013, namun ia dipecat dan digantikan oleh Darko Janackovic.
Ia melanjutkan karier ke klub Maladewa New Radiant dan klub Filipina Loyola Meralco Sparks hingga 2016.
Pembicaraan kontrak hingga deal dengan New Radiant bahkan dikabarkan hanya melalui sosial media twitter.
Baca Juga:
- Wasit Futsal Nasional Jadi Dalang Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia
- Aleksander Rakic Sindir PT LIB Setelah Tak Masuk Best Eleven Liga 1 2018
- Lagi, Dua Nama Exco PSSI Terseret dalam Pusaran Mafia Sepak Bola
Pada 2017, ia kembali ke Indonesia untuk menukangi Bhayangkara FC. Di klub berjuluk Guardian ini, Simon berhasil mempersembahkan titel juara Liga 1.
"Tak ada yang mengharapkan kami menjadi penantang gelar juara tetapi saya tak akan mengatakan jika ini adalah cerita Leicester City. Kami bukan tim yang mengandalkan serangan balik - kami memainkan sepak bola atraktif dan mendominasi," ujar Simon.
Di musim kedua bersama Bhayangkara, Simon dinilai cukup berhasil karena mengantarkan The Guardian mengakhiri musim di peringkat 3.
Kini, Menarik ditunggu polesan Simon di timnas Indonesia.
Tugas Simon McMenemy bersama timnas Indonesia pada 2019 yakni hanya mengikuti pertandingan-pertandingan FIFA Matchday dan kualifikasi babak play off Piala Dunia 2022 di Qatar.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar