Pertandingan Persis Solo versus Persiba Bantul di Stadion Manahan, Kamis (3/8/17), meninggalkan sedikit kisah yang memilukan.
Sanksi Komisi Disiplin PSSI yang melarang suporter tuan rumah, Pasoepati, untuk hadir di stadion berbuntut pada banyak hal.
Selain rendahnya tensi pertandingan di lapangan, hal di luar teknis pertandingan juga terkena dampaknya.
Salah satu dampak buruknya yakni menghampiri Ibu Maryati, 40 tahun. Dia adalah pedagang makanan dan minuman di area Stadion Manahan, Solo.
Dia hanya memasarkan dagangannya ketika Persis Solo bertanding di Stadion Manahan.
Sebenarnya alasan mengapa memilih adalah klise. Ya, karena Stadion Manahan selalu ramai, terutama ketika tim berjulukan Laskar Sambernyawa berlaga.
Bedah Penyerang Lokal Tersubur di Liga 1 2017, Siapakah Dia? https://t.co/l2P2SKJ99r pic.twitter.com/uiRbtIeJkx
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 3 Agustus 2017
Namun yang terjadi pada tengah pekan ini atau Kamis (3/8/17), justru sebaliknya. Sore itu, Ibu Maryati malah tak mendapatkan apa yang ia harapkan.
Ia tidak mengerti bahwa Persis Solo sedang terkena sanksi. Ia hanya tahu info Persis Solo bertanding dan itu didapat dari suaminya.
"Suami saya selalu memberi kabar jika Persis Solo main di Manahan. Sebab, dia suka baca koran," ujarnya.
Ia dan suaminya tidak tahu-menahu soal larangan Pasoepati untuk hadir ke Stadion. Yang dipikirkan hanya Persis bertanding di stadion dan warungnya padat pengunjung.
"Saya sudah dari jam 12 siang. Tetapi sampai jam 3 sore pembeli masih satu," ucapnya.
Kisah Ibu Maryati ini cukup memberi pesan bahwa sepinya stadion bisa menghambat rezeki. Tanpa peduli apa pun, ia hanya berharap bagaimana dagangannya bisa laris terjual.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar