Aman dibilang bahwa Piala Presiden 2018 adalah turnamen modern atau yang biasa dilekatkan dengan frase "zaman now".
Harus diakui, panitia Piala Presiden 2018 melek dengan pola dan perilaku masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan.
Pendekatan melalui media sosial berbasis foto dan video menjadi metode yang dinilai efektif mengampanyekan penyelenggaraan turnamen pramusim paling prestis tersebut.
Mention teman kalian yang berhasil mendapatkan izin dari orang tua untuk menonton final Piala Presiden?#PialaPresiden pic.twitter.com/u8HuH3A9aT
— Piala Presiden 2018 (@Liga1Match) February 16, 2018
Maklum, Indonesia masih belum menjadi bangsa pembaca. Maka, gambar bergerak mau pun tidak bergerak pun masih menjadi primadona.
Meski begitu, turnamen yang diinisiasi oleh Maruarar Sirait dan Erick Thohir sejak 2015 itu juga tetap tersuguh lewat berita teks di situs liga-indonesia.id.
Teco: Kami Juara Dengan Penuh Kerja Keras.
Link berita bola : https://t.co/DpDi6hmbX5#PialaPresiden
— Piala Presiden 2018 (@Liga1Match) February 18, 2018
"Konsep umum tetap pemberitaan. Namun, kami memang mencoba mengikuti tren," ucap ketua tim media Piala Presiden 2018, Hanif Marjuni kepada BolaSport.com.
"Di negara ASEAN, tren terkini menunjukkan bahwa orang lebih banyak mengakses Instagram ketimbang situs berita itu sendiri," tutur dia.
Terdiri dari 7-10 orang, tim media Piala Presiden 2018 menyajikan data, fakta, dan cuplikan gol setiap pertandingan yang juga informatif bagi pewarta.
"Kami juga belajar banyak dari tim-tim luar negeri. Bagaimana mereka berkreasi, bagaimana mereka menyampaikan informasi yang infromatif, mengena, dan tidak bertele-tele," ujar Hanif
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar