Kerusakan sejumlah fasilitas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pasca laga final Piala Presiden 2018 antara Persija Jakarta kontra Bali United membuat hati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljoni hancur berkeping-keping.
Beberapa kerusakan yang terjadi akibat ulah suporter The Jakmania ini membuat Basuki merasa usahanya dalam memperbaiki dan mernovasi wajah SUGBK seolah-olah tidak dihargai.
"Saya menangis betul di Yogyakarta (saat mengetahui hal tersebut). Kenapa sampai begitu, kan eman-eman," ujar Basuki saat meninjau kerusakan SUGBK, Senin (19/2/2018).
(Baca Juga: Keterbukaan, Romantisme, dan Gairah Sepak Bola pada Piala Presiden 2018)
Pria berusia 53 tahun ini menyebut, perjuangannya tidak sembarangan saat memperbaiki Stadion peninggalan Presiden RI Soekarno ini.
Renovasi ini dilakukannya demi meyakinkan Olympic Council of Asia (OCA) bahwa Indonesia mampu memiliki stadion bertaraf internasional.
Sebelumnya, OCA tidak memercayai renovasi bisa dilakukan menjelang gelaran Asian Games 2018 yang akan dihelat pada Agustus mendatang.
"Kami telah bekerja siang-malam untuk bisa menyajikan ke masyarakat Jakarta dan Indonesia. OCA juga akhirnya yakin kalau kita mampu," ujar Basuki.
Ia menambahkan, kerusakan pada tujuh segmen akrilik ini akan diperbaiki dalam 7-10 hari ke depan. Biaya yang dipersiapkan sekitar Rp 150 juta.
(Baca Juga: Usai Gagal Berseragam Bhayangkara FC, Zah Rahan Kini Menjadi Incaran Klub Promosi Liga 1)
Selain pagar akrilik, kerusakan di SUGBK juga terjadi pada taman-taman seluas 80 persen dari total 4,8 hektar.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar