Dunia si kulit bundar yang bergulir di lapangan hijau terkadang harus mengisahkan peristiwa dan cerita yang tragis.
Sejumlah pemain sepak bola tercatat harus meregang nyawa saat bermain di lapangan.
Bahkan, diantaranya turut diikuti kisah-kisah dan tragedi yang perih.
(Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia akan Uji Coba Lawan Timnas U-19 Jepang, Catat Tanggal Mainnya!)
berikut empat pemain sepak bola Indonesia yang harus meregang nyawa saat bermain di lapangan hijau:
1. Eri Riyanto
Eri Irianto merupakan pemain Persebaya Surabaya yang bermai di posisi gelandang.
Eri Irianto meninggal usai mengalami insiden benturan dengan pemain PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.
Akibat benturan tersebut, Eri tidak sadarkan diri dan diduga karena mengalami serangan jantung.
Eri sempat dibawa ke RSUD Dokter Soetomo untuk menjalani perawatan intensif.
(Baca Juga: Sukses Datangkan 3 Pemain Top Eropa, Klub Promosi Liga Super China Dibantai Oscar Cs 8-0)
Setibanya di RSUD Dokter Soetomo, nyawa Eri tak tertolong hingga ia meninggal dunia. Diduga pemain yang kala itu berusia 26 tahun itu mengalami serangan jantung.
Selama menjalani kariernya sebagai pesepakbola profesional, Eri tercatat pernah membela Timnas Indonesia.
Selama sepuluh penampilannya berseragam lambang Garuda di dada, Eri mencetak total tiga gol.
Ia pun membawa Persebaya menjadi runner-up Liga Indonesia musim 1998-1999.
2. Choirul Huda
Kiper legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia usai mengalami benturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues, dalam laga Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya.
Huda coba mengamankan gawang dari ancaman Marcel Sacramento, tetapi dadanya malah mengenai kaki dari Rodrigues.
(Baca Juga: Evan Dimas Ungkap Negara yang Bakal Juarai Piala AFF 2018, Begini Peluang Timnas Indonesia)
Tim medis langsung melarikan sang penjaga gawang ke rumah sakit dengan ambulans.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, sosok berusia 38 tahun itu sempat mendapatkan pertolongan dengan alat bantu oksigen.
Sampai di RSUD dr Soegiri, Huda kembali mendapatkan alat bantu pernapasan yang sifatnya permanen.
"Dengan begitu, kami berharap melakukan pompa otak sama jantung," kata Dokter Spesialis Anastesi, Yudistira.
(Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia akan Uji Coba Lawan Timnas U-19 Jepang, Catat Tanggal Mainnya!)
Yudistiro menambahkan, Huda sempat menunjukkan kulit yang memerah, tetapi kondisinya terus menurun.
Tidak ada respons dari sang pemain dalam satu jam pompa jantung dan otak. Akhirnya, tim dokter menyatakan bahwa Huda meninggal dunia pukul 16.45 WIB.
"Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," ucap Yudistira.
3. Jumadi Abdi
Tak jauh berbeda dengan Choirul Huda, pemain PKT Bontang, Jumadi Abdi, juga mengalami benturan keras dengan pemain Persela Lamongan saat bermain di Stadion Mulawarman, Bontang, 7 Maret 2009.
Benturan ini terjadi saat pemain Persela Denny Tarkas mengangkat kakinya terlalu tinggi sehingga menghantam perut Jumadi Abdi.
Jumadi pun langsung seketika tergeletak di lapangan dan tak sadarkan diri dan segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi.
(Baca Juga: Sukses Datangkan 3 Pemain Top Eropa, Klub Promosi Liga Super China Dibantai Oscar Cs 8-0)
Gelandang Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2005 itu akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan selama sembilan hari.
Menurut hasil analisis dokter yang menangani cedera Jumadi, bagian usus halus Jumadi menjadi robek sehingga membuatnya meninggal dunia.
Atas ulahnya tersebut, Denny Tarkas diganjar hukuman larangan bermain selama empat bulan oleh PSSI.
4. Akly Fairuz
Pemain persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz, juga mengalami hal serupa seperti yang dialami Jumadi Abdi.
Usai mengalami insiden benturan dengan pemain lawan, Akly menderita cedera parah dan kemudian akhirnya meninggal dunia.
Ia mengalami insiden benturan dengan penjaga gawang PSAP Sigli, Agus Rohman, pada 10 Mei 2014.
Akly, kemudian digotong keluar ke lapangan. Tragisnya, Akly tak langsung dibawa ke rumah sakit.
(Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia akan Uji Coba Lawan Timnas U-19 Jepang, Catat Tanggal Mainnya!)
Ia baru dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan pada malam harinya.
Saat mendapat perawatan di RS Zainal Abidin, Akly mengalami luka dalam bagian berut dan kantong kemih yang bocor.
Setelah mengalami koma selama beberapa hari, Akly dinyatakan meninggal pada 16 Mei 2014.
Editor | : | |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar