Lebih jauh, bukan hanya berkompetisi menedang bola, pengemasan ajang ini coba dibawa sedekat mungkin dengan simulasi pertandingan profesional.
Dari treatment klub, setting lapangan, publikasi, hingga broadcaster.
"Ada kesamaan keinginan dan harapan. Kami ingin, klub dan pemain mendapat suguhan pertandingan yang layak. Bukan soal bermain dimana, tapi bagimana kita memainkan sepak bola itu sendiri," ucap Project Manager KAG, Ahmad Jaenuri.
Jaenuri juga mengatakan Kartini Cup 2018 akan disiarankan secara langsung melalui live streaming.
Hal itu dikarenakan pihaknya ingin memiliki semangat positif dan harapan untuk bersama-sama bangkit.
"Seperti yang diperlihatkan klub dan pemain, bisa terkomunikasikan ke seluruh negeri," ucap Jaenuri.
KAG merupakan forum kepedulian terhadap sepak bola wanita di tanah air yang mayoritas berisikan pekerja media.
Komunitas yang sudah konsisten menggulirkan turnamen antar klub Bengawan Cup di Solo, Jawa Tengah.
PSW Mataram yang berlaga di Kartini Cup 2018 ini, bukan sekadar kontestan tapi juga jadi langganan juara di tiga edisi pelaksanaan Bengawan Cup 2015, 2016, dan 2017.
Menurut Jaenuri, Yogyakarta memiliki potensi luar biasa untuk melahirkan pesepakbola putri di Indonesia.
"Ini juga bukan daerah baru bagi kami, tiga tahun lalu kami juga hadir lewat Jogja Istimewa Women's Football Tournament 2015. Ke depan bersama-sama kami coba kembalikan ajang antar klub ini," tutur Jaenuri.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar