Hari Kartini, 21 April 2018, punya arti tersendiri bagi wanita lulusan ITB yang kini menjabat Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.
Sebagai Sekjen PSSI wanita pertama di Republik Indonesia, tentu Ratu Tisha punya banyak kisah unik yang ia rasakan.
Kepada BolaSport.com, Ratu Tisha mengutarakan makna Hari Kartini baginya dan situasi yang ia hadapi sebagai wanita di kepengurusan elite federasi sepak bola Indonesia.
"Tentu sebuah kebanggaan dan penuh rasa syukur serta terima kasih saya ucapkan atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Exco PSSI," kata Ratu Tisha.
Menurut wanita kelahiran 30 Desember 1985 itu, kepercayaan yang diberikan kepadanya saat ini merupakan bukti PSSI menjunjung tinggi respect & fairplay serta unity, tanpa membeda-bedakan gender dalam menentukan suatu kebijakan.
Lalu, apa harapan Tisha kepada perempuan Indonesia dalam persaingan dunia kerja dengan kaum pria di wilayah yang selama ini domininan dikuasai kaum Adam?
"Jangan pernah berpikir bahwa pekerjaan ini adalah persaingan antara kaum wanita dan pria. Setiap kesempatan yang harus diraih dengan kerja keras adalah persaingan kita dengan diri sendiri," tutur wanita ramah ini lagi.
Tisha mengatakan, ia dan banyak wanita lain telah mendapatkan kesempatan secara tidak langsung dari hasil perjuangan Kartini dahulu.
"Saya harus berkarya lebih kreatif, membaca lebih banyak, menulis lebih sering. Kalau tidak, aduh... malu dengan Ibu Kartini," katanya sambil tertawa.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar