"Hingga saat ini, belum ada gelandang Indonesia dengan kemampuan seperti Zulkarnain Lubis," kata eks striker Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, kepada BolaSport.com.
Banur, sapaan akrab Bambang, boleh jadi tahu betul apa yang dikatakannya.
Eks pelatih Persita Tangerang ini pernah berhadapan dengan Zulkarnain sebagai lawan, tapi juga bertahun-tahun bahu-membahu di level klub dan timnas.
Saat Banur meraih gelar Galatama 1983-1984 bersama Yanita Utama, Zulkarnain tertunduk bersama rekan-rekannya di Mercu Buana akibat kekalahan 0-1 dalam laga yang berlangsung di Stadion Senayan (kini SUGBK, red.) tersebut.
(Baca Juga: Zulkarnain Lubis Si Maradona dari Indonesia Tutup Usia, Menpora Sampaikan Bela Sungkawa)
"Setelah pertandingan final itu, Zul langsung pindah ke Yanita Utama," ucap Banur, yang musim itu menjadi top scorer Galatama dengan koleksi 16 gol.
Sejak itulah Banur merasakan langsung manisnya servis Zulkarnain di level klub, termasuk saat memenangi Galatama 1984 dan menjadi topscorer (13 gol) bersama Yanita Utama.
Kebersamaan ini sempat terancam hancur ketika Yanita Utama hendak dibubarkan selepas Galatama 1984.
Beruntung, mantan Ketua Umum PSSI, Sjarnoebi Syaid, memboyong semua pemain Yanita Utama ke Palembang untuk memperkuat klub Krama Yudha Tiga Berlian.
Klub yang disebut terakhir ini kemudian meraih gelar juara Galatama beruntun pada musim 1985 dan 1986-1987.
"Zul itu pemain hebat dengan bakat alam. Kalau bola sudah ada di kakinya, pemain lawan sangat sulit merebut," ucap Banur.
"Dia bisa melewati 2-3 pemain semaunya. Bila sudah begitu, lawan pasti tertarik ke arah dia dan pertahanan akan terbongkar. Saya tinggal mencari posisi untuk bisa menerima umpan darinya," ucap salah satu pemain Tim Merah Putih saat merebut medali emas sepak bola SEA Games 1991 tersebut.
Prestasi terbaik Krama Yudha Tiga Berlian terjadi di Piala Champions Asia 1985-1986. Setelah menjadi pemuncak Zona ASEAN, Krama Yudha Tiga Berlian meraih posisi runner-up Grup A dan melaju ke semifinal.
Menolak Gabung Persib Bandung, Pemain Ini malah Sukses Jadi Raja Gol di Negeri Jiran https://t.co/X7ntJi2f5k
— BolaSport.com (@BolaSportcom) May 11, 2018
Fase empat besar serta laga puncak dan perebutan peringkat ketiga digelar di Arab Saudi. Banur ingat betul betapa menonjolnya permainan Zulkarnain hingga ia mendapat dua julukan bergengsi.
"Saya tahu betul karena setim dengan Zul. Dia dipuji berkat kemampuannya meliuk-liuk menggocek lawan dengan dribelnya," ucap Banur.
(Baca Juga: Sepak Bola Tanah Air Berduka, Pemain Berjulukan Maradona dari Indonesia Wafat)
"Ada wartawan asing yang kemudian menjuluki dia dengan sebutan Kevin Keegan dari Indonesia, terutama karena kesamaan rambut dan nomor punggung 7. Ada juga yang menyebutnya Maradona dari Indonesia. Nah, julukan terakhir ini yang lebih melekat belakangan," ucap Banur.
Kebersamaan ini terputus saat Banur hijrah ke Pelita Jaya pada 1986.
Keduanya cuma bertemu sesekali, termasuk setelah keduanya gantung sepatu dan belakangan tergabung di tim legenda sepak bola Indonesia dalam wadah Indonesia Football Ambassador.
"Selain kebaikannya, yang saya kenang dari Zul adalah kelucuannya. Saya terakhir bertemu dengannya di sela-sela pelatnas Timnas U-16 Putri di Cijantung beberapa waktu lalu. Dia masih sama seperti dulu, tetap membuat tertawa dan tidak pernah marah," ucap Banur.
Semua tentang Zulkarnain, yang turut membawa Timnas Indonesia ke semifinal cabang sepak bola Asian Games 1986, kini memang tinggal kenangan bagi Banur.
Jumat (11/5/2018), suami dari anggota Komite Eksekutif PSSI dan mantan pemain Timnas Putri, Papat Yunisal, ini meninggal dunia di RS Pertamina, Pali, Sumatra Selatan, setelah diduga mengalami serangan jantung.
(Baca Juga: Egy Maulana Vikri Mulai Latihan bersama Lechia Gdansk, Lihat Fotonya!)
"Saya kaget mendengar kabar ini karena sebelumnya tidak pernah mendengar riwayat sakit Zul," kata Banur.
"Dulu memang ada kabar bahwa Zul seperti terkena stroke ringan. Namun, itu sudah lama sekali dan telah sembuh. Dia memang orang yang terbuka, tapi juga tertutup untuk hal-hal yang sifatnya pribadi," kata Banur.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com, rsssf.com |
Komentar