Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Zulkarnain Lubis, Bakat Alam yang Menggocek Semaunya dan Julukan Maradona dari Indonesia

By Andrew Sihombing - Jumat, 11 Mei 2018 | 15:55 WIB
Mantan pemain Timnas Indonesia, ZUlkarnain Lubis.
FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM
Mantan pemain Timnas Indonesia, ZUlkarnain Lubis.

"Hingga saat ini, belum ada gelandang Indonesia dengan kemampuan seperti Zulkarnain Lubis," kata eks striker Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, kepada BolaSport.com.

Banur, sapaan akrab Bambang, boleh jadi tahu betul apa yang dikatakannya.

Eks pelatih Persita Tangerang ini pernah berhadapan dengan Zulkarnain sebagai lawan, tapi juga bertahun-tahun bahu-membahu di level klub dan timnas.

Saat Banur meraih gelar Galatama 1983-1984 bersama Yanita Utama, Zulkarnain tertunduk bersama rekan-rekannya di Mercu Buana akibat kekalahan 0-1 dalam laga yang berlangsung di Stadion Senayan (kini SUGBK, red.) tersebut.

(Baca Juga: Zulkarnain Lubis Si Maradona dari Indonesia Tutup Usia, Menpora Sampaikan Bela Sungkawa)

"Setelah pertandingan final itu, Zul langsung pindah ke Yanita Utama," ucap Banur, yang musim itu menjadi top scorer Galatama dengan koleksi 16 gol.

Sejak itulah Banur merasakan langsung manisnya servis Zulkarnain di level klub, termasuk saat memenangi Galatama 1984 dan menjadi topscorer (13 gol) bersama Yanita Utama.


Zulkarnain Lubis (kiri) saat masih memperkuat klub Krama Yudha Tiga Berlian(DOK. TABLOID BOLA)

Kebersamaan ini sempat terancam hancur ketika Yanita Utama hendak dibubarkan selepas Galatama 1984.

Beruntung, mantan Ketua Umum PSSI, Sjarnoebi Syaid, memboyong semua pemain Yanita Utama ke Palembang untuk memperkuat klub Krama Yudha Tiga Berlian.

Klub yang disebut terakhir ini kemudian meraih gelar juara Galatama beruntun pada musim 1985 dan 1986-1987.

"Zul itu pemain hebat dengan bakat alam. Kalau bola sudah ada di kakinya, pemain lawan sangat sulit merebut," ucap Banur.

"Dia bisa melewati 2-3 pemain semaunya. Bila sudah begitu, lawan pasti tertarik ke arah dia dan pertahanan akan terbongkar. Saya tinggal mencari posisi untuk bisa menerima umpan darinya," ucap salah satu pemain Tim Merah Putih saat merebut medali emas sepak bola SEA Games 1991 tersebut.

Prestasi terbaik Krama Yudha Tiga Berlian terjadi di Piala Champions Asia 1985-1986. Setelah menjadi pemuncak Zona ASEAN, Krama Yudha Tiga Berlian meraih posisi runner-up Grup A dan melaju ke semifinal.

Fase empat besar serta laga puncak dan perebutan peringkat ketiga digelar di Arab Saudi. Banur ingat betul betapa menonjolnya permainan Zulkarnain hingga ia mendapat dua julukan bergengsi.

"Saya tahu betul karena setim dengan Zul. Dia dipuji berkat kemampuannya meliuk-liuk menggocek lawan dengan dribelnya," ucap Banur.

(Baca Juga: Sepak Bola Tanah Air Berduka, Pemain Berjulukan Maradona dari Indonesia Wafat)

"Ada wartawan asing yang kemudian menjuluki dia dengan sebutan Kevin Keegan dari Indonesia, terutama karena kesamaan rambut dan nomor punggung 7. Ada juga yang menyebutnya Maradona dari Indonesia. Nah, julukan terakhir ini yang lebih melekat belakangan," ucap Banur.

Kebersamaan ini terputus saat Banur hijrah ke Pelita Jaya pada 1986.

Keduanya cuma bertemu sesekali, termasuk setelah keduanya gantung sepatu dan belakangan tergabung di tim legenda sepak bola Indonesia dalam wadah Indonesia Football Ambassador.


Pelatih Persita Tangerang, Bambang Nurdiansyah (kanan), saat menjadi salah satu pembicara dalam Forum Diskusi BOLA di Kantor Redaksi Tabloid BOLA, Rabu (25/1/2017). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET )

"Selain kebaikannya, yang saya kenang dari Zul adalah kelucuannya. Saya terakhir bertemu dengannya di sela-sela pelatnas Timnas U-16 Putri di Cijantung beberapa waktu lalu. Dia masih sama seperti dulu, tetap membuat tertawa dan tidak pernah marah," ucap Banur.

Semua tentang Zulkarnain, yang turut membawa Timnas Indonesia ke semifinal cabang sepak bola Asian Games 1986, kini memang tinggal kenangan bagi Banur.

Jumat (11/5/2018), suami dari anggota Komite Eksekutif PSSI dan mantan pemain Timnas Putri, Papat Yunisal, ini meninggal dunia di RS Pertamina, Pali, Sumatra Selatan, setelah diduga mengalami serangan jantung.

(Baca Juga: Egy Maulana Vikri Mulai Latihan bersama Lechia Gdansk, Lihat Fotonya!)

"Saya kaget mendengar kabar ini karena sebelumnya tidak pernah mendengar riwayat sakit Zul," kata Banur.

"Dulu memang ada kabar bahwa Zul seperti terkena stroke ringan. Namun, itu sudah lama sekali dan telah sembuh. Dia memang orang yang terbuka, tapi juga tertutup untuk hal-hal yang sifatnya pribadi," kata Banur.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Andrew Sihombing
Sumber : BolaSport.com, rsssf.com
REKOMENDASI HARI INI

ASEAN Cup 2024 Tak Ada Jenjang, Keputusan Timnas Indonesia Turunkan U-22 Arif dan Bukannya Tanpa target Juara

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
Arema
11
18
7
PSM
11
18
8
PSBS Biak
10
15
9
Persik
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X