Sebelumnya tersiar kabar bahwa Evan Dimas dan Ilham Udin bakal terdepak dari Selangor FA.
Evan Dimas dan Ilham Udin pun mendapatkan kritik terkait kinerja mereka di Selangor FA sebagai pemain asing.
"Pemain asing kami harus tampil lebih baik daripada pemain lokal dan tidak menjadi beban tim. Tetapi kami telah memiliki masalah konsistensi, di mana mereka gagal bermain dengan baik di sebagian besar pertandingan yang mereka masuki," kata Nazliazmi, pelatih Selangor FA, dikutip BolaSPort.com dari Fox Sports Asia.
"Saya menemukan kinerja Evan dan Ilham menjadi rata-rata," ujarnya.
Namun media asing Fox Sports Asia, jurnalis John Duerden memiliki pendapatnya dalam judul artikel, "Malaysia needs to rethink attitudes to ASEAN players".
Ia tidak hanya mencontohkan Evan Dimas saja tetapi bintang Kamboja Chan Vathanaka.
Awal Mei 2018, striker asal Kamboja, Chan Vathanaka resmi dilepas Pahang FA.
(Baca Juga: Persib Bandung Cari Lawan Uji Coba Sebelum Jamu PSM Makassar)
Rekan senegaranya Keo Sokpheng juga dilepas PKNP FC sebelum akhir April.
"Chan Vathanaka dan Evan Dimas cukup bagus untuk Malaysia. Jadi mungkin masalahnya terletak di tempat lain," tulis John Duerden.
John berpendapat bahwa tidak bisa menyamakan pemain asing dari belahan dunia lain seperti Brasil dengan pemain asing asal Asia Tenggarra.
"Tetapi semua pemain asing-Brazilian, Kroatia atau Korea Utara dan lainnya- seharusnya diberikan waktu lebih banyak daripada yang mereka dapatkan," tulis John.
"Liga Malaysia mungkin memiliki tingkat dibawah apa yang biasa pemain dari negara tersebut gunakan, tetapi butuh waktu untuk beradapatasi pada iklim dan kelembaban." tulisnya.
(Baca Juga: Waduh, Insiden Masuknya Anjing di Tengah Partai Liga 2 Tersiar Hingga Luar Negeri)
John menambahkan intinya memiliki tempat lebih untuk orang asing dari ASEAN adalah untuk membantu Liga Malaysia menarik bakat pemain terbaik dari kawasan dan menjadi pemimpin di regional.
John berpendapat bahwa jika Evan Dimas berada dalam penampilan rata-rata itu agak diragukan.
"Kedengarannya agak aneh karena pemain berusia 23 tahun telah menjadi tim nasional yang lebih kuat dari Malaysia - maka reaksi pertama seharusnya tidak mempertimbangkan untuk mengeluarkannya. Haruslah mencoba memahami mengapa dia belum melakukan yang terbaik dan apa yang bisa dilakukan untuk mengubah itu," tulisnya.
Demikian pun Chan Vanathaka yang menunjukkan peforma nilainya di AFF Suzuki Cup.
"Ketika dia membuat pemain bertahan terbaik Malaysia terlihat jauh di bawah rata-rata. Dia adalah pemain yang berbakat," tulisnya.
Evan Dimas dan Chan Vanathaka adalah pemain yang lebih dari cukup bermain dan kemudian membintangi Malaysia.
Sementara itu nasib Evan Dimas dan Ilham Udin jauh lebih beruntung dari Chan Vanathakan dan Keo Sokpheng.
Evan Dimas dan Ilham Udin dipastikan dipertahankan Selangor FA.
"Saat ini, manajemen belum berencana untuk mengkonversi pemain impor. Tidak mudah mengganti pemain impor karena ini akan melibatkan biaya besar,” kata Rosman Ibrahim, sekjen FAS.
"Manajemen melihat bahwa penampilan semua pemain asing mereka juga tidak terlalu buruk. Lihat saja aksi terakhir melawan JDT (Johor Darul Takzim),” ujarnya dikutip BolaSport.com dari Berita Harian.
Bahkan sebelum nasib Evan Dimas dan Ilham Udin jelas di Selangor FA, klub Liga 1 Bhayangkara FC bersiap menampungnya.
Bhayangkara FC merupakan klub yang diperkuat Evan Dimas dan Ilham Udin musim lalu.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | foxsportsasia.com |
Komentar