Masalah penyelesaian akhir sebenarnya tidak hanya dialami oleh tim Arema saat ini. Pada era Galatama pada tahun 90-an, hal itu menjadi permasalahan klasik. Hanya saja pelatih saat itu, M Basri memiliki solusi jitu, yakni dengan melatih berjam-jam pemain sayap hanya untuk memberikan ‘umpan manja’ pada strikernya.
"Ya kalau ditanya bagaimana caranya bisa memberikan umpan yang matang sebenarnya itu lebih pada kebiasaan."
"Bagaimana tidak, saat itu sama Om Basri (pelatih Arema) kami dilatih berjam-jam sampai akhirnya terbiasa dengan umpan-umpan seperti itu,” ujar mantan pemain Arema, Maryanto kepada BolaSport.com.
(Baca Juga: Kartu Merah karena Tanduk Eks Bek Manchester United, Rashford Minta Maaf)
Legenda Arema yang akrab disapa Si Kijang itu menyatakan bahwa metode itu dilakukan sebelum munculnya sepak bola modern.
Saat ini, menurutnya, perkembangan sepak bola di Indonesia berlangsung cukup cepat.
"Kalau melihat saat ini mungkin jauh lebih berkembang. Banyak pemain-pemain muda sudah memiliki skill yang di atas rata-rata."
"Mungkin karena perkembangan sepak bola sudah cukup maju. Akses informasi daripada dulu juga sudah sangat mudah sehingga bisa cepat berkembang," papar pria yang kini menjadi pegawai di Dinas Pendapatan, Kota Malang ini.
Lantas apa sarannya untuk Arema FC saat ini yang dinilai oleh banyak pihak lemah dalam hal penyelesaian akhir?
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar