Tepat pada tanggal ini wajah sepak bola Indonesia tercoreng akibat insiden buruk sepak bola gajah.
Insiden memalukan tersebut lantas terpatri dalam buku riwayat perjalanan buruk sepak bola Indonesia yang akan terus diingat.
Hari ini empat tahun silam, atau 26 Oktober 2014, muncul kejadian kelabu dalam laga babak delapan besar Divisi Utama 2014 antara PSS Sleman versus PSIS Semarang.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Sasana Krida AAU, Yogyakarta, Minggu (26/10/2018) PSS berhasil keluar sebagai pemenang.
Skuat berjulukan Super Elang Jawa yang saat itu dinahkodai Herry Kiswanto menang dengan skor tipis 3-2 atas PSIS Semarang.
Baca Juga:
- Klasemen Sementara Liga 1 2018 Versi PT LIB dan FIFA soal Persib dan Persija Berbeda
- Klasemen Liga 1 2018 Pekan ke-27 - Persija Menyalip Persib, Sriwijaya FC dalam Bahaya
Namun, lima gol yang terjadi sepanjang pertandingan merupakan gol bunuh diri yang dibuat oleh pemain ke gawangnya sendiri.
Kedua tim sejatinya sama-sama tidak ingin merenggut kemenangan. Maka itu mereka berlomba untuk mengalahkan timnya sendiri.
Seperti kabar yang beredar, kedua tim tidak ingin bersua Pusamania Borneo FC yang sudah menunggu mereka di babak semifinal.
Tak heran, kejadian kelam tersebut lantas tercium ke mancanegara dan menjadi pemberitaan hangat media-media asing kenamaan.
The Guardian dalam taju beritanya mengemukakan skandal itu sebagai upaya pengaturan skor.
Media ternama di Inggris itu menyebut bahwa Indonesia mengulangi insiden pengaturan skor masa lalu.
Insiden yang teduga pengaturan skor yang melibatkan Mursyid Effendi di Piala Tiger 1998 kembali diulas The Guardian.
Belum lagi Daily Mail yang memaparkan bahwa insiden lima gol laga PSS vs PSIS adalah unsur bunuh diri yang penuh kesengajaan.
Daily Mail mengatakan soal anehnya lima gol yang tercipta dan melampirkan video parade lima gol tersebut.
Tak sampai situ, bahkan federasi sepak bola dunia, FIFA pun sempat turun gunung untuk menelusuri sepak bola gajah PSS versus PSIS.
Saat itu pula Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memutuskan dua tim didiskualifikasi dari babak delapan besar Divisi Utama.
Buntut sikap konyol tersebut, seluruh jajaran kedua tim lantas diganjar hukuman berat oleh federasi berikut dengan denda uang.
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar