Sebelum terjerat skandal pengaturan skor atau match-fixing, pemain PS Mojokerto Putra (PSMP), Krisna Adi Darma, sempat memiliki keinginan untuk pindah klub. Keinginan ini diungkap oleh asisten pelatih PSIM Yogyakarta, Ananto Nurhani.
Sebelum memutuskan bergabung bersama PS Mojokerto Putra dan akhirnya terjerat skandal pengaturan skor, Krisna Adi merupakan bagian dari skuat PSIM Yogyakarta.
Awalnya, Krisna Adi bergabung bersama PSMP hanya untuk mengikuti turnamen pramusim, Coppa Sleman, yang berlangsung awal tahun ini.
(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)
"Krisna berkata bahwa dia bergabung ke PS Mojokerto Putra hanya untuk di kompetisi awal (pra musim-red) Coppa Sleman itu," ujar Ananto.
"Tetapi, pihak PS Mojokerto Putra ingin menggunakan jasa dia seterusnya," katanya menambahkan.
Baca Juga:
- Persib Bandung Ingin Pulangkan Pemain Binaan demi Bentuk The Class of 92 Ala Manchester United
- Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus
- Satu Pemain Ingin Bertahan di Persib Bandung Meski Banjir Tawaran dari Klub-klub Liga 1
Namun demikian, keputusan pemain berusia 23 tahun ini untuk memilih PSMP sebagai pelabuhan baru turut diiringi dengan rasa bimbang.
Pasalnya, ada perasaan yang mengganjal di hati Krisna saat harus meninggalkan Laskar Mataram yang turut membesarkan namanya.
Selain itu, sang pelatih, Erwan Hendarwanto, juga mengisyaratkan bahwa PSIM masih membutuhkan jasanya untuk kompetisi musim 2018.
Krisna akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan PSMP karena sejumlah alasan, salah satunya yakni faktor kejelasan kontrak.
(Baca Juga: Sebelum Kecelakaan, Krisna Adi Curhat soal Hukuman Larangan Bermain Seumur Hidup ke Kakaknya)
Namun, lanjut Nurhani, seiring dengan berjalannya waktu, Krisna merasa tidak nyaman dan ingin kembali pulang ke kota kelahirannya dan kembali memperkuat PSIM Yogyakarta.
"Iya (sampaikan keinginan kembali ke PSIM-red), ya tidak boleh karena dia sudah terikat kontrak."
"Dia sebenarnya ingin balik ke PSIM karena tidak 100 persen menjalankan sebagai pemain profesional di sana, mungkin kata dia tidak nyaman. Iya dia pernah bilang seperti itu," lanjut Ananto.
Krisna Adi Darma, mengalami kecelakaan di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/12/2018).
Kecelakaan tersebut membuat Krisna Adi harus menjalani operasi pengangkatan batok kepala di RS Sardjito, Yogyakarta.
Sehari sebelumnya, Krisna Adi resmi dijatuhi sanksi larangan bermain seumur hidup oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Nama Krisna Adi mencuri perhatian pada laga PSMP vs Aceh United pada babak 8 besar Liga 2 di Stadion Cot Gapu, Aceh, Selasa (19/11/2018).
Tendangan penalti yang dieksekusi Krisna Adi melenceng jauh dari gawang Aceh United dan menimbulkan banyak kecurigaan.
Kejanggalan itu membuat partai tersebut ditengarai telah tercampuri praktik match-fixing.
PSMP yang hanya memerlukan hasil imbang pada laga tersebut untuk lolos ke semifinal, harus kalah 2-3 dari Aceh United.
Selain hukuman seumur hidup untuk Krisna Adi, Komdis PSSI juga menjatuhi hukuman tidak boleh berlaga di Liga 2 2019 kepada PSMP.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar